Gunung Merapi Mulai Luncurkan Lava Sejauh 800 Meter
MAGELANG (wartamagelang.com) – Gunung Merapi telah memasuki fase erupsi 2021 dengan munculnya kubah lava sejak Senin 4 Januari 2021. Bahkan guguran lava pijar telah meluncur ke arah barat Kali Krasak dengan jarak luncuran sejauh 800 meter.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, Jum’at (08/01/2021) saat jumpa pers di Ruang Command Center Pusaka Gemilang Kompleks Setda Kabupaten Magelang, menyampaikan bahwa terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi tanggal 07 Januari 2021 pukul 08.02 WIB. Awan panas, kata Hanik, tercatat di Seismograf dengan amplitude maksimal 28 mm dan durasi 154 detik.
“Kondisi cuaca berawan di sekitar Merapi, terlihat awan panas meluncur ke hulu Kali Krasak. Tinggi kolom 200 m, jarak kurang lebih 1 km. Pada tanggal 07 Januari 2021, teramati empat kali awan panas guguran dengan jarak luncur 300-400 meter mengarah ke barat daya. Guguran lava pijar teramati 19 kali dengan jarak luncur maksimum 800 meter, arah kali krasak,” katanya.
Hanik mencatat, pada periode 7 Januari kegempaan Gunung Merapi tercatat ada gempa guguran sebanyak 117 kali, hembusan 99 kali, gempa fase banyak 251 kali, vulkanik dangkal sebanyak 45 kali dan tektonik jauh sebanyak 3 kali. Data kejadian guguran lava pijar pada periode 8 Januari 2021 pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, menurut Hanik, terjadi sebanyak empat kali dengan arah ke aliran Kali Krasak.
“Guguran lava pijar pada periode 8 Januari pukul 00.00 hingga 06.00 WIB sebanyak 4 kali dengan jarak luncur maksimum 800 meter ke Kali Krasak,” imbuhnya.
Hanik menegaskan, meski terjadi awan panas dan guguran lava pijar, BPPTKG belum menaikkan status dari Gunung Merapi. Gunung Merapi, kata Hanik, masih berstatus Siaga (Level III).
“Pada saat kami menaikan status menjadi siaga, potensi bahayanya terjauh adalah 5 kilometer. Kalau nanti ada ancaman yang meningkat tentunya itu akan kita evaluasi. Sudah ada skenarionya semua, pada saat nanti meningkat menjadi status awas tentunya tidak akan sama seperti pada saat status siaga pada saat ini. Tentu ada pelebaran area yang terancam,” pungkasnya (ang/aha)