Seluruh Pengungsi Gunung Merapi Asal Desa Paten Telah Kembali ke Rumah
MAGELANG (wartamagelang.com) – Ratusan pengungsi dari Desa Paten Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang, kini telah kembali ke rumah masing-masing. Kembalinya para pengungsi dikarenakan pertimbangan ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi ke arah barat laut.
Pengungsi asal Dusun Babadan 2 Desa Paten Kecamatan Dukun, lebih dulu pulang pada Minggu (31/01/2021). Para pengungsi asal Dusun Babadan I sebelumnya menempati TEA Desa Mertoyudan Kecamatan Mertoyudan. Ada 127 warga Dusun babadan 2.
Kemudian pengungsi asal Dusun Babadan 1 Desa Paten Kecamatan Dukun, Senin (01/02/2021) juga sudah pulang kembali kerumahnya masing-masing. Sebelumnya, sebanyak 265 pengungsi asal Dusun Babadan I ini menempati TEA Desa Banyurojo Kecamatan Mertoyudan.
Koordinator Pengungsi Dusun Babadan 1, Sudasri, Senin (01/02/2021) mengatakan, kepulangan ini dengan menggunakan 25 armada kendaraan roda empat untuk mengangkut warga. Armada yang disiapkan, kata Sudasri, baik dari Pemkkab Magelang, Pemdes Banyurojo, relawan maupun warga Babadan sendiri.
Sudasri menuturkan, warga Babadan I sudah berada di TEA Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, sejak Jumat (06/11/2020). Bahkan pada Selasa (15/12/2020) lalu, kata Sudarsi, warga sempat pulang. Kemudian kembali lagi ke pengungsian pada Selasa (05/01/2021).
“Kami pernah pulang, tapi di rumah mengadakan kegiatan mitigasi terkait segala sesuatunya dipersiapkan. Kalau ada peningkatan kembali lagi, kami tetap melakukan mitigasi di rumah,” ujarnya.
Sudasri menyampaikan, baik pengungsi, pemerintah Banyurojo dan juga warga saling menghormati dan menghargai. Semua saling bahu membahu dan membantu.
“Tidak bisa kami ungkapkan dengan kata-kata bagaimana pemerintah Banyurojo dan warganya sangat istimewa dalam melayani para pengungsi. Kami sangat berterima kasih. Dicari kelemahan tentu ada kelemahan, namun bukan itu yang dicari. Karena warga diterima dengan baik pun sudah sangat istimewa,” ungkapnya.
Sudasri juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Kabupaten Magelang, yang sudah sekian lama memperhatikan keberadaan pengungsi. Selain itu, kata Sudasri, Juga para relawan dan masyarakat luas pada umumnya.
“Kami ucapkan terima kasih juga kepada pemerintah Kabupaten Magelang, relawan dan juga masyarakat umum, TNI, Polri, yang saling bahu membahu ingin memberikan yang terbaik bagi pengungsi,” imbuhnya.
Dirinya berharap program sister village atau desa saudara ini, dapat dipertahankan sebab sangat bagus. Adanya program sister village atau desa saudara ini, kata Sudasri, pengungsi tertangani dengan lebih baik.
“Kami berharap, silaturahmi akan terus terjaga, jangan sampai ada yang terluka,” harapnya.
Kepala Desa Banyurojo, Iksan Maksum menyebut bahwa kepulangan para pengungsi ini, sebelumnya telah dibahas pada pertemuan dengan Pemdes Banyurojo, Pemdes Paten, perwakilan pengungsi juga dari BPBD Kabupaten Magelang.
Iksan menyampaikan, dalam pertemuan tersebut disampaikan pula salah satu pertimbangan para pengungsi pulang yakni ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi dirasakan bergeser. Sebab, kata Iksan, arah bahaya bukan lagi mengarah ke barat laut, melainkan barat daya.
“Ada 265 jiwa (yang pulang), masih sama ketika awal mereka datang, meskipun mungkin (sebelumnya) kadang ada yang pulang dua hari, untuk ngurusi ternak, tanaman, tapi status masih ngungsi di sini. Mereka yang ngungsi di sini baru yang rentan itu mesti didampingi yang sehat,” urainya.
“Mereka menganggap itu mungkin lebih aman, meskipun kepulangan juga tetap sementara. Kita juga wanti-wanti kepada pengungsi, teman-teman di Dusun Babadan untuk senantiasa memantau siaga terhadap perkembangan aktivitas Merapi,” tambahnya.
Penanggung jawab TEA Banyurojo sekaligus Sekdes Banyurojo Kecamatan Mertoyudan Agus Firmansyah menyampaikan, saat ini pengungsi pulang sementara karena status Merapi masih Siaga. Selain itu, kata Agus, masih dalam masa tanggap darurat hingga 14 Februari mendatang.
Agus menyebut bahwa para pengungsi yang pulang ini, juga dibekali dengan sembako, untuk ketahanan pangan sementara.
“Kita bekali sembako untuk ketahanan pangan sementara, karena kita tahu selama mengungsi, ekonomi mereka juga tidak stabil karena sibuk mengurusi keluarga,” akunya.
Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edy Susanto membenarkan bahwa saat ini seluruh pengungsi Gunung Merapi telah kembali pulang ke rumah masing-masing. Namun demikian, kaat Edy, pihaknya telah meminta warga agar terus memantau kondisi Gunung Merapi dan tetap waspada dengan segala kemungkinan.
“Pengungsi di Kabupaten Magelang per tanggal 1 Februari 2021, nihil atau tidak ada pengungsi. Pada hari ini Senin (01/02/2021) seluruh pengungsi dari TEA Banyurojo yang berjumlah 265 jiwa telah kembali ke rumah masing-masing di Dusun Babadan I Desa Paten, Kecamatan Dukun,” pungkasnya (ang/aha)