Sepasang Lingga Yoni Berbentuk Unik dan Langka Ditemukan di Magelang
Sepasang lingga dan yoni yang diduga peninggalan Mataram kuna sekitar abad ke-8, ditemukan di pekarangan warga di Dusun Culengan, Desa Gondang, Kec. Mungkid Kab. Magelang.
Saat ditemui kemarin Selasa Legi (16/03/2021), pemilik tanah Supriyati, mengatakan jika yoni yang ada di lahan miliknya itu, sudah sejak 2 minggu yang lalu digali. Sedangkan lingga yang ada di belakang rumahnya, dulunya dijadikan sebagai tempat air oleh tetangganya.
Yoni yang diduga peninggalan Dinasti Syailendra ini terpendam 1,5 meter di dalam tanah dengan posisi miring. Supriyati mengatakan, dahulu di tahun 1983, yoni tersebut berada di sawah yang sekarang ini menjadi pekarangan miliknya.
“Dulu tanah ini masih berupa sawah. Saat mau ‘diluku’ sama ayah mertua, lukunya mengenai sebuah batu. Lalu dikeduk ternyata ada sebuah batu kentheng,” kata Supriyati. Batu kentheng adalah sebutan masyarakat untuk yoni.
Lalu sekitar batu yoni dibatasi dan ditanggul. Yang akhirnya lama-lama batu yoni itu jadi terpendam dan pada akhirnya jadi tanah pekarangan.
Yang menarik pada salah sisi cerat Yoni terdapat relief berbentuk Nandi/lembu yang menjadi wahana Dewa Siwa dalam mitologi Hindu. Adanya relief Nandi ini menjadi keunikan tersendiri dibanding yoni-yoni lainnya. Panjang cerat mencapai 64 cm, lebar 39 cm dan tinggi 35 cm.
Yoni yang terbuat dari batu andesit ini dalam kondisi utuh dan baik serta memiliki kehalusan dalam pengerjaannya. Ukuran yoni di Dusun Culengan ini termasuk berukuran besar dibandingkan yoni-yoni serupa di wilayah Magelang lainnya.
Alas yoni bagian bawah berukuran 146 x 146 cm, tinggi 130 cm dan ukuran alas bagian atas 127 x 127 cm. Yoni biasanya pada bagian alas berbentuk bujur sangkar dengan ukuran sisi yang sama.
Tetapi ada juga yoni berbentuk bulat seperti yang ada di Desa Trasan, Bandongan, Kab. Magelang.
Sementara lingga sebagai pasangan yoni terletak terpisah di pekarangan belakang dekat kolam ikan. Jarak antara yoni dan lingga sekitar 10 meter.
Lingga ini berukuran pendek sekitar 52 cm dan memiliki rongga di bagian dalamnya. Biasanya lingga berbentuk tabung memanjang dan tidak berongga di dalamnya. Untuk diameter rongga yang berbentuk oval yakni 45 cm dan 39 cm.
Lingga ini berbentuk unik, langka dan berbeda dari lingga-lingga lainnya.
Konon di dalamnya dulu ada guci yang berisi abu.
“Katanya dari cerita-cerita saat ditemukan dulu, dalamnya ada guci yang berisi abu,” imbuh Supriyati.
Tapi sayangnya, karena pernah dijadikan sebagai penampung air, lingga ini sudah dilapisi semacam acian semen tipis.
Sementara itu dihubungi terpisah, Harun Al Rosyid, Kepala Sub Kelompok Pengamanan BPCB/Badan Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah di Prambanan mengatakan jika lembaganya masih tahap pengkajian.
“Kalau dari kita (BPCB) memang sekarang masih tahap pengkajian. Yakni, dari segi yoninya sendiri maupun lingganya dan juga kajian terkait dengan rencana penyelamatan maupun pengamanan yang terbaik seperti apa,” tegasnya.
(bgs)