Wujud Kegelisahan Seniman, Gelar Karya di Depan Pintu Masuk Candi Borobudur

WUJUD KEGELISAHAN : Para seniman dalam Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) performance art membawakan tema ‘ENTAH’ dalam menyikapi wabah korona (Dok FB Umar Chusaeni)

MAGELANG (wartamagelang.com) Sejumlah seniman Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI), Senin (17/05/2021) menggelar performance art di depan pintu masuk obyek wisata Candi Borobudur Kabupaten Magelang. Performance art ini dengan judul ‘ENTAH’.

Terlihat Ketua KSBI Umar Chusaeni menutup kepalanya menggunakan ‘kreneng’ atau keranjang terbuat dari bambu yang dianyam. Ia duduk dengan tubuh dililit tali. Seniman lainnya, Sujono Keron, terlihat meniupkan suling dengan suara yang terdengar pilu.

Kemudian Budayawan Sucoro, sedang menabuh kendang dengan suara pelan. Sementara seniman Ismedi, terlihat menyapu jalan menggunakan sapi lidi. Tokoh seniman Tri Yudo Purwoko yang merupakan sesepuh seniman juga berdoa dengan tangan bersedekap. Seniman lainnya membuat bunyi dengan lonceng seolah itu adalah virus yang disebar.

Dalam melakukan performnya, para seniman tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti mencuci tangan lebih dahulu dan menggunakan masker.

Ketua KSBI Umar Chusaeni mengatakan, merupakan satu bentuk kepasrahan dan keoptimisan para seniman dan pelaku wisata menghadapi pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 yang sudah melanda 1,5 tahun ini, kata Umar, menjadi catatan penting bagi para seniman di Borobudur.

Meski demikian, menurut Umar, sebagai seniman tetap harus kreatif dan memiliki keyakinan dalam berkarya yang memang sudah menjadi nafas mereka.

“Di sisi lain, seniman masih bersyukur karena sampai hari ini masih bisa berkreasi, namun tetap berharap pandemi akan segera berakhir. Dan hanya Tuhan sajalah yang bisa membuat apakah pandemi ini masih terus atau berakhir,” imbuhnya.

Umar mengungkapkan, performance art ‘Entah’ lebih mengajak kepada semua untuk selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, agar segera menjawab doa-doa yaitu pandemi Covid-19 segera berakhir.

Hal sama disampaikan budayawan yang juga ketua Warung Info Jagad Cleguk, Sucoro. Sucoro menyebut bahwa kata ‘Entah’ itu adalah kalimat panjang yang tidak ada jawabannya.

“Namun kami memaknai dengan semangat menghadapi Covid-19. Entah kapan dapat duitnya, entah kemana pedagang asongan, entah kapan berakhir, kita tidak tahu. Tapi kita tetap otimis ini akan berakhir,” sebutnya (tie/aha)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)