Nasabah Masih Tahan Belanja dan Simpan Uang. Bagaimana Suku Bunga Deposito?
Nasional – Upaya pemerintah mendorong konsumsi masyarakat di masa pandemi Covid-19 masih belum membuahkan hasil.
Masyarakat masih memilih menahan belanja dan menyimpan uangnya yang membuat kondisi indeks harga konsumen masih mengalami deflasi selama tiga bulan berturut-turut sepanjang kuartal III/2020.
Di sisi lain, suku bunga deposito perbankan terus mengalami penurunan seiring dengan turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR). Akan tetapi, meskipun suku bunga deposito bank besar sudah menyentuh level 3%, nyatanya dana pihak ketiga perbankan masih terus naik signifikan.
Berdasarkan laporan distribusi simpanan bank umum, Lembaga Penjamin Simpanan mencatat nominal simpanan per Agustus 2020 yakni Rp6.563 triliun, atau bertambah Rp175 triliun dari nominal simpanan per Juli 2020.
Pergerakan simpanan dengan tiering nominal di atas Rp5 miliar mengalami kenaikan paling tinggi. Nominal simpanan di atas Rp5 miliar bertambah Rp143 triliun menjadi Rp3.186 triliun, atau naik 4,7 persen secara month to month (mtm).
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan kondisi ini menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat mengalami pelemahan dan nasabah menengah masih memilih menahan belanja.
Dia menuturkan bunga simpanan tidak dipengaruhi langsung oleh tingkat inflasi. Apalagi fenomena ini bersifat temporer akibat wabah dan suku bunga tabungan lebih ditentukan oleh suku bunga acuan nya BI. Sementara itu, suku bunga acuan BI pun tidak sepenuhnya berdasarkan inflasi tetapi juga mempertimbangkan nilai tukar rupiah.
“Demand yang rendah diakibatkan menurunnya daya beli dikelompok masyarakat bawah. Sementara itu, masyarakat menengah atas masih menahan konsumsi akibat wabah,” jelasnya, Kamis (1/10/2020).
Lebih lanjut, Piter memperkirakan nasabah perbankan masih tetap akan menaruh dana di bank walaupun suku bunga turun karena adanya wabah. “Masyarakat tidak punya pilihan selain menabung, karena ketidakpastian yang sangat tinggi. Belanja pemerintah pun juga belum begitu kuat untuk mendorong konsumsi masyarakat,” jelasnya.
Piter pun memperkirakan penurunan suku bunga deposito saat ini justru lebih meringankan perbankan karena selama ini net interest margin sudah tertekan akibat relaksasi restrukturisasi kredit yang diterapkan. Seperti yang dikutip dari bisnis.com (wq)