Gali Potensi Pariwisata Secara Menyeluruh, Warga Desa Ngargoretno Siapkan Konsep Homestay

HOMESTAY WARGA : Warga  mempersiapkan kawasan homestay di Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang (Hadianto/wartamagelang.com)

MAGELANG (wartamagelang.com) Untuk lebih menggali dan menampilkan secara utuh wisata berbasis masyarakat, warga Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang berinisiatif membuka homestay. Pembukaan homestay dengan konsep menyatu dengan pemilik rumah ini, langsung dipandu dan dilatih oleh dosen-dosen Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) NHI Bandung.

Pengelola Wisata Edukasi Lereng Menoreh Desa Ngargoretno, Kamis (09/09/2021), Shoim disela-sela kegiatan, menjelaskan, kehadiran homestay di daerah eduwisata Desa Ngargoretno dirasa sangat diperlukan. Menurutnya, kehadiran homestay dengan memanfaatkan rumah warga, bisa lebih mengeksplore potensi wisata yang ada.

Menurut Shoim, objek wisata edukasi ini menawarkan berbagai macam daya tarik, seperti museum marmer, memerah susu kambing etawa, membatik, seni tradisional, kopi liar, dan juga budi daya madu. Apa yang disajikan merupakan sumber daya alam yang ada di desa ini.

“Sebagaimana dketahui, Desa Ngargoretno menawarkan wisata berbasis edukasi. Kemudian ditambah kehadiran Tumpeng Menoreh, maka  kawasan Desa Ngargoretno sudah cukup lengkap dengan dipadukan paket yang ditawarkan kepada masyarakat pariwisata. Harapannya, dengan adanya homestay, bisa menambah masa tinggal wisatawan sehingga berimbas pada sektor pendapatan ekonomi,” katanya.

Shoim menuturkan, pihaknya telah menyiapkan 20 rumah warga sebagai calon homestay. Konsep yang ditawarkan, kata Shoim, adalah wisatawan atau pengunjung bisa menginap satu atap bersama pemilik rumah.

Model penginapan seperti ini, kata Shoim, maka ada interaksi yang kuat antara wisatawan dengan pemilik rumah. Terlebih, kata Shoim, wisata di Desa Ngargoretno berbasis pada eduwisata secara menyeluruh.

“Kita bekerja sama dengan STP NHI Bandung dalam menyiapkan konsep homestay ini. Kegiatan ini juga merupakan bakti dosen STP NHI kepada pelaku wisata, khususnya masyarakat,” imbuhnya.

Shoim mengaku, rencananya dalam konsep homestay akan dipadukan dengan paket wisata yang ada, mulai dari paket memerah susu kambing etawa, atau paket lainnya. Harga yang akan ditawarkan, menurut Shoim, yakni mulai Rp 200.000.

“Rencananya, dalam satu homestay bisa menampung lima orang, atau lebih, tergantung kondisi rumah,” imbuhnya.

Sementara Wakil Ketua III STP NHI Bandung Dr Ummi Kalsum, mengutarakan, kehadiran pihaknya di Desa Ngargoretno sebagai perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan memberikan pelatihan dengan tujuan meningkatkan kemampuan SDM pelaku wisata. Terlebih, kata Ummi, Desa Ngargoretno masuk dalam pengembangan sebagai kawasan super prioritas Borobudur.

“Kita memberikan pelatihan, bagaimana menyiapkan homestay atau penginapan secara baik. Selain membantu kesiapan tempat, kami juga memberi pelatihan bagaimana menerima tamu, terllebih secara protocol kesehatan mengingat masih dalam masa pandemik,” ujarnya.

Ummi mengakui bahwa konsep homestay di warga ini masih banyak kekurangan dikarenakan semua dari awal. Meski demikian, menurut Ummi, dirinya sangat mengapresiasi tekad warga dalam menghadirkan wisata yang menarik.

“Kekurangan pasti ada, misal untuk jumlah kamar, kesiapan kamar mandi, juga sarana lain. Seperti tempat cuci tangan, tadi saya lihat sudah bagus, sudah ada semua tempat cuci tangan. Ini lah yang kami maksud, kami memberikan pelatihan, menyiapkan SDM dalam konsep wisata ini, seperti tadi perwujudan Tridharma perguruan tinggi,” imbuhnya.

Ummi mengaku, dirinya bersama dengan tiga dosen lainnya yang mempunyai basic dan kemampuan berbeda-beda.

“Ada pak Daeng Nurjamal, Djauhar Arifin, kemudian Bambang Sapto Utomo. Beliau-beliau ini guru dari master cheff Juna lho,” sebutnya (ang/aha)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)