Berpakaian Tempo Dulu, Penggemar Sepeda Tua Peringati 17 Agustus
Hari mulai beranjak siang, Prawoto (50) tergesa-gesa jika hari itu (17/08/2020) ada sebuah gelaran upacara bendera menyambut Proklamasi Kemerdekaan yang akan diikutinya.
Sehari sebelumya, warga Dusun Sekaran Desa Banyurojo Kec. Mertoyudan Kab. Magelang ini sudah menyiapkan sepeda tua bermerek Phillips buatan Inggris dengan baik. Termasuk memasang bendera merah putih kecil di bawah setang sepedanya.
Dengan baju lurik bercelana sedengkul warna hitam dan ikat kepala bermotif batik ala rakyat jelata yang menjadi pakaian kebanggaannya.
Jarak menuju lokasi kegiatan di lapangan Bumirejo sekitar 3 km. Sebuah lapangan sepak bola dengan pohon randu raksasa dijadikan perhelatan upacara oleh para penggemar sepeda tua se Magelang. Selembar bendera merah putih berukuran besar terpasang di tengah lapangan.
Sekitar 150 penggemar sepeda tua dari 11 komunitas dengan bermacam aneka pakaian lawasan sudah bersiap-siap mengikuti momen spesial ini. Terlihat tak hanya pakaian ala petani saja, tetapi juga ada ala tentara, polisi, priyayi, pejuang, guru, dan lainnya.
Kegembiraan dan keceriaan terlihat di wajah peserta meski diadakan di tengah wabah pandemi covid 19.
Ketua KOSTI (Komunitas Sepeda Tua Indonesia) wilayah Magelang Raya, Sani Lais mengatakan, jika acara upacara 17 Agustus ala pesepeda tua ini merupakan wujud kecintaan terhadap tanah air.
“Ini wujud nasionalisme kami kepada Indonesia meski kami hanya perkumpulan penggemar sepeda tua,” ucapnya.
Tak hanya itu, Sani berharap meski sepeda tua yang dimiliki buatan dari Eropa (Belanda, Inggris dan Jerman), para peserta bisa meneladani dan meneruskan perjuangan para pahlawan yang telah berkorban jiwa raga demi Indonesia.
“Tanpa mereka, kita tak bisa merdeka dan bisa menentukan nasib bangsa kita,’ tegasnya.
Meski diikuti oleh ratusan peserta, panitia menerapkan protokol kesehatan seperti cek suhu badan, bermasker dan jaga jarak. Bahkan para peserta wajib berada di samping sepeda masing-masing dengan jarak antar peserta sekitar 1,5-2 meter.
Sani juga menambahkan jika dalam upacara itu menyesuaikan dengan tata tertib upacara, misalnya pembacaan Pancasila, UUD 1945, lagu Indonesia Raya dan Proklamasi 17 Agustus 1945.
Ketua panitia Arek dari BOXSI Bumirejo menyebutkan ada 11 komunitas sepeda tua yang ikut serta.
“Yang tercatat ikut diantaranya VOC Magelang, MOOCLASS Muntilan, BOB Blabak, KOMA Japunan, BOC Bayanan, OBC Brengosan, BOST Blondo, OTW Tampir, BOSCH Borobudur, DOC Dowasan, dan BOXSI Bumirejo selaku tuan rumah,” tuturnya.
Usai upacara bendera menyambut 75 tahun Indonesia Merdeka, dilanjutkan dengan keliling kampung dengan sepeda tua.
“Biar masyarakat tahu bahwa hobi bersepeda tua mempunyai tujuan positif. Dan dengan berpakaian ala tempo dulu seperti ini bisa mengingatkan perjuangan para pejuang di masa dulu,” imbuhnya.
Yang menarik, ada peserta upacara yang membawa istri dan kedua anaknya yang masih balita yaitu Panji Kusuma dan Indah Parindra dari VOC Magelang. Meski harus mengayuh sepeda cukup jauh, Panji merasa bangga bisa mengajak keluarganya ikut upacara 17 Agustus
“Biar mereka tumbuh rasa cinta kepada sepeda tua dan tanah air Indonesia,” tegas Panji.
Ya begitulah, sepeda tua memang tiada matinya. Kring..kring…kriiiiiiiinnnnngggg…
Merdeka…merdeka…merdekaaaa!!!