Tutup Enam Bulan, Pasar Tradisi Lembah Merapi Bukit Gununggono Kembali Buka
MAGELANG – Setelah sempat tutup selama enam bulan, Pasar Tradisi Lembah Merapi Bukit Gununggono di Desa Banyubiru, Kecamatan Dukun, Magelang, Jawa Tengah, akhirnya resmi buka kembali Minggu (23/08/2020). Pembukaan pasar tradisional ini secara khusus oleh Bupati Magelang Zanela Arifin.
Sebelum mendapatkan izin untuk dibuka kembali dari Bupati Magelang, Pasar Tradisi Lembah Merapi telah melalui proses pengecekan dan pemantauan diterapkannya protokol kesehatan dalam melakukan aktifitasnya kembali, seperti menyediakan fasilitas mencuci tangan, para pengunjung harus mengenakan masker, dan harus di cek suhu tubuhnya.
Pasar Tradisi Lembah Merapi Gununggono sendiri menyajikan kuliner tradisonal asli seperti, kacang godog, tiwul, growol, gathot, cethil, maupun jajanan khas tradisional lainnya.
Bupati Magelang Zaenal Arifin, Minggu (23/08/2020) mengatakan bahwa, kondisi pandemi Covid-19 saat ini telah membawa dampak yang luar biasa bagi sendi-sendi kehidupan segenap anak bangsa, baik sendi ekonomi, sosial kemasyarakatan, budaya, maupun sendi-sendi yang lain.
“Wabah ini memang telah banyak menguras energi, tenaga, dan pikiran serta menjadi fokus perhatian Pemerintah dalam penanganannya. Semua orang mesti mampu beradaptasi dan memulihkan dari keterkejutan situasi saat ini. Pandemi juga menimbulkan dampak besar terutama pada sektor pariwisata dunia, termasuk Indonesia,” katanya.
Zaenal menyebutkan, kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil termasuk di dalamnya para pedagang pasar tradisi, merupakan kegiatan usaha yang perlu mendapatkan perhatian dari Pemkab Magelang. Ini juga, kata Zaenal, dalam upaya menumbuhkan semangat kerja dan berwirausaha, sekaligus untuk menumbuhkan kesadaran pariwisata tradisional dan pariwisata alam yang akhir-akhir ini tumbuh dengan pesat.
“Kami intruksikan kepada Kepala Disparpora Kabupaten Magelang agar memberikan perhatian kepada para pedagang pasar tradisi semacam ini. Namun kami tetap wanti-wanti kepada para pedagang, pengunjung, dan warga agar tetap mematuhi protokol kesehatan melalui instruksi Bupati Magelang Nomor 3 tahun 2020,” bebernya.
Sementara Kepala Desa Banyubiru Wintoro mengaku bahwa sejak pasar tradisi lembah merapi dibuka awal tahun 2019, perputaran uang mencapai Rp 1,5 miliar. Imbas tutupnya operasional pasar selama enam bulan, kata Wintoro, ada 37 lapak pedagang yang telah rusak.
“Saya berharap dengan dibukanya kembali lokasi ini oleh Bupati Magelang, kedepannya perekonomian masyarakat disini kembali normal. Dan beberapa kendala infrastruktur yang masih kurang bisa bertahap ditata kembali, tentuya dengan arahan Bupati Magelang,” tukasnya (aha)