PPK Ormawa Himaprodi PBSI 2025 : Kolaborasi Mahasiswa dan Warga Desa Sidorejo Menuju Ekosistem Berkelanjutan

KOLABORASI MASYARAKAT : Mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tidar berkolaborasi dengan masyarakat (Dok Istimewa)
MAGELANG (wartamagelang.com) – Kegiatan pembukaan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Himaprodi PBSI) Universitas Tidar resmi digelar di Dusun Delisen Sidorejo beberapa waktu yang lalu. Program PPK Ormawa Himaprodi PBSI mengangkat tema “Optimalisasi Rumah Sampah Digital sebagai Upaya Keberlanjutan Ekologi melalui RESIK (Recycling Edukasi Sampah Inovatif dan Kreatif) di Desa Sidorejo”.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, baik dari kampus maupun perangkat pemerintahan, antara lain Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerja Sama Universitas Tidar selaku perwakilan Rektor Universitas Tidar, Gugus Kemahasiswaan prodi PBSI, dan pemerintah kecamatan Bandongan.
Acara dibuka dengan khidmat oleh pewara Anand De Arfianshah Wicaksono dan Marfiah Neza Aisyafa, dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh dirigen Ipo Anjiany. Sebagai sambutan hangat, kesenian tradisional Jathilan “Matenggo Turonggo Mudo” dari Dusun Delisen turut memeriahkan suasana dengan pertunjukan yang memukau.
Ketua pelaksana PPK Ormawa, Umi Nur Faizah, menyampaikan bahwa program bertajuk RESIK ini merupakan bentuk kontribusi aktif mahasiswa dalam mengedukasi masyarakat mengenai pengelolaan sampah secara kreatif dan berkelanjutan.
Sementara itu, dosen pendamping, Winasti Rahma Diani, menjelaskan bahwa program ini tidak sekadar praktik pengabdian, tetapi juga menjadi ruang kolaborasi mahasiswa dan warga dalam menciptakan solusi nyata lewat Rumah Sampah Digital yang terintegrasi dengan bank sampah dusun.
Ketua Himaprodi PBSI, Muhamad Zainur Rokhman, menambahkan bahwa sinergi dengan Desa Sidorejo merupakan wujud implementasi visi Universitas Tidar sebagai institusi yang unggul, inovatif, serta berbasis kewirausahaan dan kebudayaan.
Sementara itu, dari pihak desa, Bambang Prayitno selaku Pembina Kesenian menekankan pentingnya kesenian jathilan sebagai media pelestarian budaya lokal sekaligus sarana pengembangan ekonomi desa.
Kepala Desa Sidorejo, Sudarsono, menyambut baik kehadiran tim mahasiswa dan berharap program ini mampu memperkaya wawasan masyarakat, terutama dalam pengelolaan sampah.
Harapan serupa juga diutarakan oleh Drs. Giri Atmoko, selaku Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama Universitas Tidar yang mendorong semangat partisipasi masyarakat sebagai langkah menuju suksesnya program hingga ajang Abdidaya.
Sesi Focus Group Discussion (FGD) turut digelar secara informal saat ishoma, melibatkan Camat, Kades, Sekdes, Ketua Ormawa, tim PPK, volunteer, Monev, dan pembina kesenian.
Dalam kesempatan tersebut, Camat Bandongan, Triyoga Budi Suryono, menyatakan dukungannya terhadap kolaborasi lintas sektor yang diharapkan dapat memperkuat program kewirausahaan, lingkungan, dan budaya di desa.
Sebagai penanda resmi dimulainya kegiatan, dilakukan pemotongan tumpeng yang diarak dengan iringan gamelan dan tarian jathilan. Suasana penuh kekeluargaan semakin terasa dalam sesi dokumentasi dan pentas seni secara menyeluruh yang menjadi penutup acara. Adapun pentas seni yang ditampilkan berupa jathilan junior dan dewasa, rampak buto, serta gedruk yang disaksikan dengan penuh antusias oleh seluruh warga yang hadir.
Dalam acara pembukaan ini juga menjadi bentuk nyata komitmen ekologi. Panitia menggunakan piring dan gelas kaca, serta kemasan kardus sebagai wadah sajian bagi para tamu undangan, menggantikan penggunaan plastik sekali pakai. Langkah kecil ini menjadi cerminan semangat yang besar untuk menciptakan kegiatan pengabdian yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan berdampak nyata bagi masyarakat (*)
Penulis : Anand De Arfianshah Wicaksono dan Marfiah Neza Aisyafa
Editor : Hadianto