Kurang Lokasi, Kades Ngrajek Relakan Rumah Pribadi Jadi Tempat Pengungsian

IKHLASKAN RUMAH : Kades Ngrajek, Muhammad Rizky Kurniawan saat memperlihatkan rumah pribadinya yang akan digunakan sebagai tempat penampungan warga Desa Keningar (Dok Prokompim Kab Magelang)

MAGELANG (wartamagelang.com) Tindakan terpuji ditunjukkan Kades Ngrajek, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Muhammad Rizky Kurniawan. Karena kurang lokasi penampungan pengungsi, ia merelakan rumah pribadinya sebagai tempat penampungan bagi warga Desa Keningar, Kecamatan Dukun.

Desa Ngrajek sendiri merupakan bagian sister village atau desa bersaudara dengan Desa Keningar, Kecamatan Dukun. Kedua desa ini bersepakat bersama untuk saling membantu dan bergotong royong jika terjadi bencana erupsi Merapi. Diketahui, warga Desa Keningar mengungsi pada Minggu (08/11/2020).

“Kami dari desa Ngrajek menyiapkan empat lokasi, tapi untuk saat ini kami baru siap dua lokasi dikarenakan jumlah pengungsi kurang lebih hanya 200 orang. Lokasi pertama menggunakan rumah saya sendiri sekaligus sebagai gudang logistik, kemudian yang kedua kami menggunakan Gedung SD Negeri Ngrajek 1,” kata Kepala Desa Ngrajek, Muhammad Rizky Kurniawan.

Rizky memastikan, jika nantinya terjadi kekurangan tempat, maka pihaknya telah mempersiapkan gedung sekolah Mi Maarif dan Aula Pondok Pesantren Al Muktakin Ngrajek untuk menampung para pengungsi.

“Kami sudah berkoordinasi sebelumnya dengan kepala sekolah masing-masing dan beliau dengan senang hati akan membantu,” imbuhnya.

Rizky menyebutkan, untuk masalah logistic bagi pengungsi, sebagian besar sudah datang dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang. Selain itu, kata Rizky, sebagian lagi dari Desa Keningar sendiri dan Desa Ngrajek seperti peralatan masak, watertoren, dan penerangan.

Rizky mengakui  bahwa hingga saat ini belum ada anggaran kas desa Ngrajek, yang khusus digunakan menangani pengungsian tersebut karena sifatnya sangat mendadak.

“Jadi dana yang kemarin untuk OPRB terus terang saja tersita untuk penanganan Covid-19 dan BLT. Cuma ada dari swadaya masyarakat. Tetapi tidak menutup kemungkinan kedepan kita bisa menggunakan kas desa sambil melihat kondisi lebih lanjut,” tukasnya (coi/aha)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)