Wujudkan Kolaborasi Antar Wilayah, Badan Otorita Borobudur Inisiasi Tari Soledo Gelang Projo
MAGELANG (wartamagelang.com) – Badan Otorita Borobudur (BOB) berhasil menginisiasi tari baru yakni Tari Soledo Gelang Projo. Tari ini merupakan kolaborasi tiga tarian dari tiga wilayah, yakni Kabupaten Magelang, Kabupaten Purworejo, dan Kabupaten Kulonprogo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pelaksana tugas Direktur Utama Badan Otorita Borobudur, Agustin Paranginangin, Jum’at (12/08/2022) dalam konferensi pers, menjelaskan, Tari Soledo Gelang Projo adalah bagian dari pedoman tiga hal yang harus dijaga. Dalam pelaksanaan tugas di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemanparekraf), kata Agustin, salah satunya adalah gerak bersama.
“Ini tiga kabupaten gerak sama-sama, gercep, gerak cepat. Tidak ada kemewahan waktu, dan ini
terhitung cepat, kurang dari satu tahun. Latihan sendiri-sendiri,” ungkapnya.
“Tarian Soledo Gelang Projo ini merupakan gabungan tarian yang berasal dari Kabupaten Magelang yakni Soreng, Lengger (Kulonprogo, DIY) dan Ndolalak (Purworejo) yang didisain secara estetika tari dengan komposisi yang menarik dan menunjukkan keharmonisan budaya wilayah perbatasan,” tambahnya.
Agustin mengatakan, tujuan diciptakan tarian Soledo Gelang Projo tersebut, untuk mempromosikan atraksi budaya yang ada di kawasan perbukitan Menoreh. Selain itu, kata Agustin, sebagai upaya pemersatu seni budaya di kawasan penyangga kawasan superprioritas Borobudur.
Agustin menyebutkan, penggabungan tiga tarian dari tiga daerah tersebut, telah melewati kajian cukup panjang yang dilakukan tim seniman dan akademisi.
“Tarian Soledo Gelang Projo ini juga sudah dilakukan soft launching pada 29 November 2021 lalu, di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) Kulonprogo,” imbuhnya.
Agustin menyampaikan, Tari Soledo Gelang Projo rencananya akan dilaunching dan diresmikan oleh Menterti Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno di concourse Candi Borobudur, Senin (15/8/2022) malam.
Dalam launching tersebut, kata Agustin, akan melibatkan 108 penari dan 48 pengrawit atau penabuh gamelan dari tiga wilayah tersebut.
“Tarian ini juga simbol pemersatu dan kekompakan tiga kabupaten di dua provinsi, yakni Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah dilaunching, harus diseminasi. Harapan kedepan, setiap desa wisata bisa tarian ini,” sebutnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kulonprogo Joko Mursito mengatakan, dari awal, Tari Soledo Gelang Projo tidak ada klaim siapa koreografernya. Dalam artian, kata Joko, bahwa tari ini milik tiga daerah ini bersama-sama.
Menurut Joko, di Kulonprogo ada kesenian unggulan, salah satunya adalah Tari Lengger. Makna kata Soledo, kata Joko, yakni, So dari soreng, le dari lengger, do dari dolalak
Joko memastikan, kolaborasi ini dilakukan secara menyeluruh. Mulai dari mengadopsi kesenian di setiap kabupaten, penari, pengiring musik hingga seniman dan seniwati berasal dari tiga kabupaten.
“Tarian Soledo ini ada gerak-gerak baru hasil dari tarian budaya tersebut,” ucapnya.
Joko mengutarakan, untuk music pengiring yakni gamelan didesain secara khusus, yakni alat musik perkusi dari besi yang keras. Selain itu, menurutnya, para penabuhnya tidak duduk di atas lantai, melainkan duduk di atas kursi.
“Ini bisa dimainkan di mana saja, untuk penyambutan tamu dengan rentang waktu penyajian juga fleksibel yang tidak memerlukan panggung dan alat pengeras suara,” sebutnya.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Magelang Slamet Ahmad Husein mengaku sangat optimis, tarian kolosal dari tiga wilayah kabupaten tersebut akan menambah daya tarik wisata dan juga bisa untuk menyambut para tamu wisatawan.
“Ini adalah kebersamaan, gerak bersama. Sudah kita siapkan kedepan, diseminasinya, keberlanjutannya.
Kita serahkan bukan ke sanggar, tapi ke MGMP. Berhubungan dengan siswa. Kita kerjasama, kolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,” urainya (ang/aha)