PANGGUNG KESELARASAN DI FESTIVAL LIMA GUNUNG TAHUN 2022

Salah satu peserta sedang menari di atas panggung Nunggil Sujati pada Festival Lima Gunung (FLG) tahun 2022 di Dusun Mantran, Desa Girirejo, Kabupaten Magelang, Jateng. Sabtu, 1/10/2022. (doc.wartamagelang)

Salah satu peserta sedang menari di atas panggung Nunggil Sujati pada Festival Lima Gunung (FLG) tahun 2022 di Dusun Mantran, Desa Girirejo, Kabupaten Magelang, Jateng. Sabtu, 1/10/2022. Foto: mastique87/wartamaagelang.com

Panggung berwujud topeng berjudul Nunggil Sujati yang juga sebagai instalasi seni berdiri megah dan menjadi panggung utama Festival Lima Gunung (FLG) tahun 2022 di Dusun Mantran, Desa Girirejo, Kabupaten Magelang, Jateng, 30 September-2 Oktober 2022.

Instalasi seni berwujud topeng dengan diameter sekitar satu meter ditempatkan di atas panggung seluas 7×12 meter, terbuat dari berbagai bahan di lingkungan alam pertanian gedebok pisang yang sudah kering, kelobot serta batang jagung, dan batang pohon cabai yang sudah kering . Wujudnya sosok dengan mata tertutup berkesan gagah tetapi fokus dalam bermeditasi.

Seniman pembuat Panggung Nunggil Sujati, Ismanto menyatakan pada instalasi panggung tersebut ada rupa wajah atau topeng yang sedang bermeditasi.

“Rupa wajah tersebut memberi makna kehadiran, keberadaan, dalam hubungan sosial dengan ekspresi meditasi dalam artian berhubungan dengan sang pencipta langsung tetapi juga berhubungan sekaligus denganmanusia dan alam di sekitarnya. Ornament atau motif lung lungan merupakan simbol hidup. bergerak ,maju dan berkembang. Sedang bentuk meninggi di tengah adalah keragaman serta kebersama’an yang menuju satu tujuan.” ungkap salah satu tokoh di Komunitas Lima Gunung itu.

Salah satu peserta sedang menari di atas panggung Nunggil Sujati pada Festival Lima Gunung (FLG) tahun 2022 di Dusun Mantran, Desa Girirejo, Kabupaten Magelang, Jateng. Sabtu, 1/10/2022. (doc.wartamagelang)

Salah satu peserta sedang menari di atas panggung Nunggil Sujati pada Festival Lima Gunung (FLG) tahun 2022 di Dusun Mantran, Desa Girirejo, Kabupaten Magelang, Jateng. Sabtu, 1/10/2022. Foto: mastique87/wartamagelang.com

Komunitas Lima Gunung sebagai penyelenggara Festival Lima Gunung yang digelar secara rutin tahunan menjadi pestanya masyarakat desa dari lima gunung di sekeliling Magelang, yaitu Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing dan Menoreh. Bentuk dan pemilihan bahan akan panggung tersebut terlihat selaras dengan bentuk rumah-rumah penduduk Mantran Wetan yang berada di Lereng Gunung Andong sebagai tuan rumah FLG tahun 2022 ini. Instalasi latar yang megah menjadikan panggung tersebut sebagai tempat pentas yang unik sekaligus memberikan kesadaran untuk hidup selaras dengan alam sekitar serta sang pencipta.

Arsitektur rumah tradisional Dusun Mantran Wetan sendiri sebagian besar berupa bentuk bangunan Jawa yang berupa limasan dan kampung dengan bahan dinding dari batu bata, dinding batako, dinding kayu, dan dinding anyaman bambu.

Terlihat orientasi bangunan rumah tinggal semuanya menghadap selatan dan utara memperlihatkan pola khas masyarakat desa lereng gunung dimana masyarakat  di Dusun Mantran Wetan memperhatikan antara bentuk fungsi dan makna pola permukiman tidak terlepas dari keterkaitan antara hubungan alam, manusia, dan penciptanya

Keselarasan panggung Nunggil Sujati pada FLG tahun 2022 ini juga didisain menghadap arah selatan dan utara memberikan aksentuasi keselarasan hubungan antara pola pemukiman masyarakat dusun Mantran Wetan dengan alam pegunungan.

“Panggung ini diciptakan untuk memaknai hubungan antar manusia dan hubungan dengan sang pencipta serta alam sekitar. Dalam pandangan islami ditujukan biar rahmatan lilalamin,” pungkas Ismanto.

Rangkaian puncak FLG tahun 2022 di Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang yang disemarakkan oleh 63 kelompok kesenian dari grup-grup Komunitas Lima Gunung, jejaring pelaku seni dari berbagai kota dan daerah, juga dari luar negeri akan berlangsung selama 30 September-2 Oktober 2022.

Beragam pementasan dari kelompok-kelompok seni tari, musik, teater, performance art, arak-arakan, kesenian rakyat, pameran seni rupa, dan pidato kebudayaan. Kesemuaanya dilaksanakan secara penuh kemandirian oleh warga Komunitas Lima Gunung beserta jejaringnya. (mn)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)