Pameran Methamorupa Angkat Kritik dan Apresiasi Karya Sastra di Era Modernisasi
MAGELANG (wartamagelang.com) – Pameran Methamorupa UKM Bengkel Seni Untidar hadirkan seseorang yang akrab disapa Mbilung Sarawita sebagai narasumber di hari kedua, Sabtu (09/11/2024). Talkshow kali ini mengangkat topik kritik dan apresiasi karya sastra yang bertempat di Terminal Tipe A Tidar lantai 2.
Berdasarkan tema yang diusung “yang usang tak selalu usai,” Mbilung Sarawita membahas salah satu karya lama yaitu Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular. Karya lama ini menjadi semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika hingga sekarang.
Mbilung Sarawita juga turut mengapresiasi beberapa karya yang dipamerkan, mulai dari film fotografi, sastra, dan rupa. Setiap karya dibahas secara mendalam dihubungkan dengan tema dan topik yang diangkat.
Berbicara terkait kritik dan apresiasi karya, seseorang harus mengetahui dulu terkait karya.
“Apresiasi itu kita harus tahu dulu, kalau puisi, kita harus baca dulu. Kritik itu bukan asal bunyi. Kalau kita mau mengapresiasi, kita kosongkan dulu pikiran kita dan jangan membawa pengetahuan yang lain dulu,” ujar Mbilung.
Mbilung Sarawita juga mengatakan bahwa terkadang orang awam lebih jujur dalam kritik dan apresiasi karya. Berbeda halnya dengan akademisi yang sering menggunakan pengetahuannya dalam mengkritik, sehingga tidak bisa menikmati sebuah karya.
Selain sebagai masukan, kritik juga dapat meningkatkan pemahaman yang dikritik, orang lain yang mendengarkan kritik, atau orang yang mengkritik.
“Model kritik yang benar adalah yang bisa diterima oleh yang dikritik. Seribu kepala, seribu watak. Kita harus kenal dulu orangnya,” pungkasnya. (mg8/wq)
Penulis Anisa Eka Putri
Editor Freddy Sudiono Uwek