Ganjar Pranowo Apresiasi Tempat Pengungsian Model Sekat di Kabupaten Magelang

TERLIHAT RAPI : Suasana di dalam Balai Desa Deyangan Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang yang menjadi tempat pengungsian warga (Hadianto/wartamagelang.com)
MAGELANG (wartamagelang.com) – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi langkah penanganan Pemkab Magelang dalam pengungsian warga imbas Gunung Merapi. Pasalnya, skema penenpatan warga dengan model sekat dilokasi pengungsian cukup efektif mengingat pandemic covid-19 masih berlangsung.
Hal ini diungkapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat meninjau ke lokasi pengungsian Merapi di Balai Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Ganjar mengatakan, Kabupaten Magelang merupakan wilayah terbaik dalam mempersiapkan tempat pengungsian bagi masyarakat.
“Kenapa saya menuju ke sini, karena ini (tempat pengungsian di Kabupaten Magelang) ‘The Best’ sampai hari ini belum pernah ada yang membuat seperti ini. Kalau ini bisa dijadikan contoh maka sangat keren,” katanya.
Saat meninjau, Ganjar meminta agar masyarakat lainnya yang masih berada pada KRB III tetap tenang sambil menunggu aba-aba dari petugas di lapangan atau pun dari dinas terkait kapan harus segera turun untuk mengungsi.
“Kalau memang kondisinya ini masih terkendali tidak apa-apa. Saya melihat tadi yang di daerah Boyolali oke saja tidak ada masalah, selain itu Klaten yang berada di desa terakhir juga semua sudah paham betul. Dia tinggal menunggu diperintahkan mengungsi kapan maka saya akan berangkat,” paparnya.
Selain itu, Ganjar menyarankan apabila tempat pengungsian sudah tidak bisa menampung para pengungsi, maka alternatif lainnya bisa menggunakan gedung sekolah atau pun bisa mendirikan tenda-tenda di lapangan.
“Karena para pengungsi ini ada yang kelompok rentan, maka harus kita jaga jangan sampai yang rentan ini tertular Covid-19,” ungkapnya.
Saat ini, tempat pengungsian di wilayah Kabupaten Magelang sudah ada empat titik antara lain, Balai Desa Deyangan, balai desa Banyurojo, balai desa Mertoyudan, dan Balai Desa Tamanagung. Semua titik tempat pengungsian ini juga sudah memenuhi standar protokol kesehatan. Mulai dari pengecekan rapid tes kepada setiap pengungsi, penanganan sigap apabila ada pengungsi yang reaktif, didirikannya sekat pembatas bagi tiap-tiap keluarga, serta pasokan logistik yang cukup memadai.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edy Susanto menjelaskan, untuk total pengungsi yang menempati empat titik tersebut ada 607 jiwa.
“Untuk Desa Bersaudara Desa Tamanagung Muntilan yang menerima Desa Ngargomulyo Kecamatan Dukun ada 127 jiwa. Lalu Desa Deyangan Kecamatan Mertoyudan yang menerima Desa Krinjing Kecamatan Dukun ada 124 jiwa. Lalu Desa Bersaudara dari Desa Paten Kecamatan Dukun yakni Desa Banyurojo menerima pengungsi 223 jiwa dan Desa Mertoyudan ada 133 dengan total 356 orang,” bebernya (coi/aha)