Film Animasi tentang Penangkapan Diponegoro di Magelang, akan Diluncurkan

Poster Pameran “Pamor Sang Pangeran” 28 Oktober – 26 November 2020 di Museum Nasional Jakarta.


Diponegoro seperti mata air yang tak pernah berhenti memberikan inspirasi bagi setiap orang. Kisah kepahlawanannya tak perlu diragukan lagi.

Sudah berpuluh-puluh buku ditulis, film-film tentangnya juga sudah ditayangkan berulangkali. Pameran dan lukisan tentang sang pangeran pun sudah tak terhitung jumlahnya. Di sisi lain, perlunya sebuah cara untuk mengenalkannya dengan mudah kepada masyarakat sesuai perkembangan jaman.

Sebagaimana yang dilakukan Museum Nasional di Jakarta yang akan menggelar Pameran bertajuk “Pamor Sang Pangeran” 28 Oktober – 26 November 2020. Tak tanggung-tanggung, sejarawan Diponegoro dan penuls puluhun buku bertema Perang Jawa dan Diponegoro, Peter Carey didapuk untuk menjadi kurator acara ini bersama Nusi Lisabilla Estudiantin.

Dalam pameran yang merupakan rangkaian PKN (Pekan Kebudayaan Nasional) 2020 ini menampilkan sosok Pangeran Diponegoro dalam bentuk yang kekinian.

Kisah kehidupan sang pangeran akan ditampilkan dengan konsep mendongeng (storytelling) dilengkapi dengan teknologi video mapping dan komik manga ala Jepang yang sangat digemari kaum muda.

Sang pangeran juga akan tampil bersama kuda kesayangannya, pusaka hidup bernama Kanjeng Kiai Gentayu dalam bentuk hologram.

Peter Carey (kanan) bersama Triana Wulandari (Direktur Sejarah Kemdikbud) di suatu acara bedah buku di Museum BPK RI di komplek rumah eks Residen Kedu (tempat ditangkapnya Pangeran Diponegoro) 1 Maret 2018 lalu.

Film animasi kisah Pangeran Diponegoro sejak penangkapan di Magelang (28 Maret 1830) hingga diasingkan ke Manado (3 Mei 1830) yang berjudul “Diponegoro 1830” juga akan melengkapi pameran berbasis teknologi ini.

Sebagaimana diketahui jika Perang Jawa/Java Oorlog yang dilakukan Diponegoro terhadap Belanda pada tahun 1825-1830 nyaris membuat bangkrut Belanda. Sehingga Jenderal De Kock mengajak berunding Diponegoro yang berujung pada penangkapannya di rumah Residen Kedu di Magelang pada 28 Matet 1830.

Dalam pameran ini disajikan pula foto-foto lukisan dan sketsa Diponegoro hasil karya seniman dalam periode 1807 hingga 2019. Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah suguhan pusaka-pusaka Pangeran Diponegoro yang pernah dirampas Belanda, serta Babad Diponegoro (1831-1832) yang merupakan naskah klasik otobiografi sang pangeran yang ditulis pada awal pengasingan di Manado.

Pameran ini adalah gambaran eksplisit semangat juang Pangeran Diponegoro melawan penjajahan Belanda. Pada masa pandemi seperti sekarang, pameran ini diharapkan menjadi alternatif hiburan yang edukatif bagi masyarakat Indonesia.

Kehidupan dan perjuangan Pangeran Diponegoro juga dapat menjadi inspirasi dalam pembentukan karakter bangsa serta semangat berjuang dalam menghadapi pandemi covid-19. (bgs)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)