BPPTKG : Gunung Merapi Hingga Saat Ini Belum Berpotensi Lahar Hujan
MAGELANG (wartamagelang.com) – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) belum bisa memastikan potensi adanya lahar hujan. Meski saat ini telah terjadi guguran-guguran dan adanya erupsi kecil-kecil.
“Jadi saat ini, ini material yang diatas, itu yang terlontar erupsi kecil-kecil itu, itu belum berpotensi menyebabkan lahar hujan. Kalau beberapa kemarin yang saya lihat, itu masih banjir. Karena intensitas hujan yang sangat tinggi, bersama material-material dinding tebing yang terbawa ke bawah. Jadi itu bukan lahar,” kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida, Jum’at (08/01/2021) saat press conference di Ruang Command Center Setda Kabupaten Magelang.
Hanik menjelaskan, bahwa potensi lahar baru bisa diprediksikan setelah erupsi terjadi. Melalui erupsi ini, kata Hanik, bisa memperhitungkan potensi lahar berapa dengan potensi adanya lahar hujan.
“Jadi Potensi lahar nanti, setelah erupsi materialnya berapa baru kita tau adanya potensi lahar hujan. Nanti kita akan awasi terus pertumbuhan kubah lavanya seberapa, kecepatannya berapa, material yang terlontar berapa dan inilah yang nanti kita akan gunakan sebagai pedoman untuk menentukan ancaman daerahnya kemana,” jelasnya.
Saat disinggung mengenai potensi daerah berbahaya apakah dimungkinkan bertambah, Hanik mengaku belum tahu. Namun demikian, Hanik memastikan saat ini radius bahaya baru 5 km saja.
“Untuk Kecamatan Srumbung, jaraknya 6-7 km. Jadi titik itu lebih dari 5 km. Jadi saat ini, saat ini saya sampaikan ya, potensi saat ini ya, belum merupakan daerah yang terancam,” bebernya.
Hanik memastikan BPPTKG masih merekomendasikan bahwa potensi bahaya akibat erupsi Merapi maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak. Sementara status Merapi saat ini masih pada status Siaga level III dan BPPTKG pun belum merekomendasikan untuk menaikan level kembali.
“Pada saat kami menaikan status menjadi siaga, potensi bahayanya terjauh adalah 5 kilometer. Kemudian kalau nanti ada ancaman yang meningkat tentunya itu akan kita evaluasi. Sudah ada skenarionya semua, pada saat nanti meningkat menjadi status awas tentunya tidak akan sama seperti pada saat status siaga pada saat ini. Tentu ada pelebaran area yang terancam,” pungkasnya (ang/aha)