121 Pengungsi Asal Desa Krinjing Putuskan Kembali ke Rumah
MAGELANG (wartamagelang.com) – Sebanyak 121 pengungsi Gunung Merapi asal Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jum’at (22/01/2021) memutuskan kembali ke rumah masing-masing. Kepulangan para pengungsi tersebut menggunakan angkutan mobil baik dari Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan.
Kepala Desa Krinjing, Ismail, Jum’at (22/01/2021) saat ditemui di TEA Desa Deyangan mengatakan warga yang mengungsi berasal dari tiga dusun di Desa Krinjing, yakni Dusun Trayem, Dusun Pugeran dan Dusun Trono berjarak 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Para pengungsi ini, kata Ismail, memilih pulang ke rumahnya masing-masing karena menganggap potensi bahaya Gunung Merapi berubah arah menuju barat.
“Alasan warga masyarakat minta pulang karena itu sudah 2,5 bulan (mengungsi), ada yang merasa jenuh, tapi ada yang suka di sini. Sudah 2,5 bulan nggak tidur di rumah, terus terang sudah kangen. Dengan alasan untuk aktivitas Merapi saat ini sudah banyak penurunan, baik itu kegempaan maupun deformasi sudah banyak penurunan yang signifikan sehingga kita minta izin pemerintah daerah lewat BPBD,” katanya.
Ismail menyebutkan, jumlah warganya yang kembali ke rumah ada 121 orang. Rata-rata, kata Ismail, merupakan warga rentan seperti lansia, anak-anak dan ibu-ibu.
“Sebenarnya bahaya sama sekali dekat dengan Merapi jaraknya cuman 5 km. Ini yang pulang 121 orang dari tiga dusun yakni Trayem, Pugeran dan Trono,” ungkapnya.
Namun demikian, Ismail memastikan jika ada peningkatan status Gunung Merapi warganya siap kembali mengungsi ke TEA Desa Deyangan.
“Untuk pemerintah daerah belum memulangkan karena status tanggap darurat belum habis, tapi karena kemanusiaan yang jelas istilahnya istirahat di rumah. Apabila nanti memang aktivitas Merapi itu siaga menjadi Awas, warga masyarakat saya siap untuk kembali ke TEA mengungsi,” ujarnya.
Sementara, Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edy Susanto menjelaskan bahwa adanya perubahan rekomendasi tentang potensi bahaya Merapi maka para warga yang tidak berada di potensi bahaya, diizinkan untuk kembali ke rumah. Namun demikian, kata Edy, warga diminta tetap waspada.
“Pada dasarnya karena data ilmiahnya mengatakan sekarang perubahannya ke barat daya, (potensi kerawanan) 3 kilometer jika eksplosif dan 5 kilometer efusif melalui alur sungai. Kita memberi kesempatan kepada masyarakat di empat desa di sisi barat-barat laut Merapi untuk sementara kembali ke rumah, tapi harus tetap siaga apabila ada perubahan arah ancaman,” urainya.
Edy menyebutkan, hingga kini masih ada 328 pengungsi yang bertahan di dua titik lokasi pengungsian. Yakni, kata Edy, di TEA Desa Banyurojo pengungsi asal Dusun Babadan 1, dan TEA Desa Mertoyudan pengungsi asal Dusun Babadan 2, Desa Paten.
“Dari Krinjing ada 121 pulang, jadi 328 yang masih mengungsi,” pungkasnya (ang/aha)