Bangkitkan Pariwisata, Pegiat Wisata Gelar ‘Moro Borobudur’

MORO BOROBUDUR : Para pegiat wisata yang tergabung dalam Forum Rembug Klaster Pariwisata Borobudur menggelar event Moro Borobudur (Istimewa)

MAGELANG (wartamagelang.com) – Belum menggeliatnya pariwisata dan UMKM di kawasan Borobudur Kabupaten Magelang, membuat prihatin para pegiat wisata. Untuk membangkitkannya, pegiat wisata yang tergabung dalam Forum Rembug Klaster Pariwisata Borobudur menggelar event Moro Borobudur, Sabtu (26/09/2020) di Balkondes Ngargogondo.

Kegiatan ini tentunya dengan protocol kesehatan ketat. Event Moro Borobudur bahkan diapresiasi oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang berkesempatan membuka acara secara virtual. Bahkan Ganjar berharap Moro Borobudur bisa meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat sekitar Borobudur.

“Saya menyambut baik acara ini. Meski masih dalam pandemi Covid-19, namun para pelaku wisata, seniman dan UMKM harus terus bergerak, kendati acara harus dilakukan secara hybrid,” kata Ganjar.

Ganjar berharap, ‘Moro Borobudur’ bisa dilaksanakan secara mingguan, meski disajikan secara virtual. Seperti halnya Tour De Borobudur yang dilakukan secara retail setiap minggu, dengan target 22 kali. Demikian pula halnya Borobudur Marathon yang akan dilakukan secara hybrid di musim pandemi Covid-19. Penyelenggara tidak kehilangan akal agar event internasional ini bisa terus berjalan.

“Sampai saat ini sudah berjalan 12 kali dan saya mengikuti terus,” ucapnya.

Ganjar meminta, untuk ‘Moro Borobudur” sebisa mungkin dilaksanakan rutin. Hal itu untuk mendorong semua sektor terus bergerak, seperti olahraga, kesenian, UMKM, pariwisata dan sebagainya.

“Karena tadi saat saya mampir di UMKM Borobudur, ternyata selama pandemi produksi mereka tidak ada yang beli. Maka dari itu, mari terus giatkan kegiatan seperti ini namun tetap memperhatikan protokol kesehatan,” imbuhnya.

Ketua Forum Rembug Klaster Pariwisata Borobudur, Kirno Prasojo menuturkan, acara ini untuk menggeliatkan kegiatan pariwisata. Meski demikian, menurut Kirno, penyelenggaraan ini tetap dilaksanakan sesuai protokol kesehatan, bahkan diawasi oleh gugus tugas percepatan penanganan Covid-19.

“Kita sudah punya ijin dari gugus tugas Kabupaten Magelang,” ungkapnya.

Kirno mengungkapkan, event ini dinamakan Moro Borobudur dengan membawa arti datang ke Borobudur. Jadi tujuannya agar wisatawan banyak datang ke Borobudur.

Untuk itu, ia berencana kegiatan ini tidak hanya sekali, namun berkelanjutan. Bila situasi normal, sebanyak 250 klaster pariwisata akan diajak semua.

Kirno menambahkan, jumlah pelaku pariwisata di sekitar Borobudur ada 250 orang. Namun, menurutnya, tidak bisa berkegiatan apa-apa, baik itu UMKM, jasa transport, oleh-oleh, hingga homestay. Untuk ‘Moro Borobudur’, ditampilkan kesenian etnik, kesenian rakyat dan  UKM ekspo.

“Jadi kita adakan kegiatan ini untuk memulai agar ada kegiatan. Moro Borobudur ini event Jateng, sehingga yang tampil tidak hanya dari Borobudur saja tapi dari beberapa kota,” bebernya.

Inisiator Moro Borobudur Oka Zakaria menyebutkan,  bahwa awalnya sekitar tujuh bulan lalu, para pelaku industri kreatif, seniman, UKM, pelaku wisata, tidak pernah memiliki kegiatan. Akhirnya didiskusikan sejak tiga bulan lalu, bagaimana agar mereka bangkit.

“Maka jadilah kegiatan Moro Borobudur yang artinya agar wisatawan datang ke Borobudur,” paparnya.

Oka menyampaikan, event ini selain didukung Forum Rembug Klaster Borobudur, juga oleh Provinsi Jateng dalam hal ini Dinas Pariwisata Provinsi Jateng, dan juga Kemenparekraf.

Oka berharap event ini menjadi triger bagi semua stakeholder pariwisata untuk mulai bergerak lagi. Kaitannya dengan pemulihan ekonomi nasional seperti yang dianjurkan Presiden Jokowi (coi/aha)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)