Uniknya Pasar Kiringan Tempuran Magelang yang Hanya Buka 35 Hari Sekali

Seorang warga sedang ‘midang’ dengan membawa anaknya di juru kunci di Pasar Kiringan.

Magelang (wartamagelang.com) – Pagi itu, kala matahari mulai beranjak naik, ribuan masyarakat sudah tumpah ruah di Pasar Kiringan Desa Ringinanom Kec. Tempuran Kab. Magelang, Jumat Pahing (5/02/2021).

Pasar ini begitu unik, karena hanya buka setiap 35 hari sekali (selapan hari) yaitu di Jumat Pahing. Entah mulai kapan tradisi ini ada. Belum ada catatan pasti. Lokasinya pun tak jauh dari Candi Borobudur, cuma sekitar 5 km.

Meski demikian, semua kebutuhan pokok rumah tangga tersedia di tempat ini. Mulai dari sembako, pakaian, mainan anak-anak hingga kuliner.

Yang menarik, di tempat ini terdapat beberapa penjual bunga yang selalu ramai oleh pembeli. Mereka ini bukanlah penjual biasa. Mereka menyediakan bunga untuk masyarakat yang akan ‘midang’ di pohon beringin di tengah pasar.

Midang adalah kebiasaan warga memberi janji atau nadar kepada pepunden pasar atas suatu maksud atau keinginan.
Misalnya saja mengajak anak yang sembuh dari sakit, memohon kembali karena kehilangan sesuatu (misalnya kehilangan mobil), bisa membayar hutang atau menyampaikan ujub agar usahanya berhasil.

Caranya midang adalah dengan menyerahkan bunga yang dibungkus daun pisang kepada juru kunci dan menyampaikan ujubnya. Juru kunci yang akan menerima bunga dan menaburkannya di bawah pohon beringin.

“Saya ke sini agar anak saya cepat bisa berjalan,” kata seorang perempuan muda sambil menggendong anaknya. Sang juru kuncipun ‘memborehkan’ ramuan jamu berwarna kuning ke kaki sang anak yang dibawa oleh si ibu tadi.

Warga yang midang, memasukkan sekadar uang di di kotak yang disediakan. Uang yang terkumpul digunakan untuk kebutuhan pasar, misalnya perbaikan dan perawatan fisik pasar.

“Gusti Allah ingkang ngijabahi, kula namung lantaran” kata Maksum (64) sang juru kunci. Tuhan yang mengabulkan, saya cuma menyampaikan, begitu artinya.

Maksum sudah sejak tahun 1970-an menjadi juru kunci di tempat itu mendampingi mbak Rofik. Tapi karena sudah ‘sepuh’, mbah Rofik sudah jarang berada di tempat itu.

Tak sedikit masyarakat yang ‘midang’, tak sedikit pula yang berasal dari luar kota, tak hanya dari Magelang.
“Ini baru saja ada yang dari Pacitan (Jawa Timur),” ujar Maksum.

Seorang warga sedang membeli bunga untuk ‘midang’ di Pasar Kiringan.

Yang makin menarik di pasar ini adalah banyaknya warung makanan yang berjualan lesehan. Jika anda penyuka kuliner, tak ada salahnya untuk mencoba.

Pembeli tinggal duduk di tikar yang sudah disediakan. Penjual duduk di salah satu sisi dengan menu di hadapannya. Pembeli tinggal memesan menu yang sudah disediakan.

Jika anda mau berkunjung ke pasar ini, tak ada salahnya untuk mengelola waktu kunjungan. Pasar ini buka dari jam 6 pagi hingga siang jelang sholat Jumat. Puncak keramaian dari jam 08.00-11.00 wib. Yuk berkunjung ke pasar tradisional.
(bgs)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)