Sambut Hari Museum Nasional, Museum BPK RI Ajak Masyarakat Untuk Bangun Bangsa yang Tangguh

Kepala Museum BPK RI Dicky Dewarijanto, S.E., M.M., di depan museum yang berlokasi di Jl. Diponegoro no. 1 Kota Magelang, Senin (11/10/2021). (foto: Bagus Priyana)

“Tema Hari Museum Indonesia kali ini sangat jelas, mengajak masyarakat untuk turut membangun bangsa ini menjadi bangsa yang lebih tangguh, bangsa yang tidak lemah ketika sesuatu yang buruk menimpa,” ungkap Dicky Dewarijanto, S. E, M. M., Senin (11/10/2021).

Dicky menambahkan jika Hari Museum Indonesia yang jatuh pada 12 Oktober 2021 ini bertema Bersama Museum Membangun Ketangguhan Bangsa.

Menurutnya, museum mengambil peran yang penting yaitu sebagai pihak yang aktif membentuk karakter ketangguhan bangsa. Dimana dalam beraktifitas, museum memberi pelayanan berupa pembelajaran tentang pembentukan karakter ketangguhan dari pendahulu-pendahulu bangsa, atau nilai-nilai hikmah dari suatu peristiwa atau suatu pesan yang ada kepada masyarakat, dengan penuh inovatif dan kreatif.

“Tema ini tentunya sangat berkaitan erat dengan Museum BPK RI, dimana dalam salah satu pesan moral yang disampaikan Museum BPK RI dalam membangun ketangguhan bangsa adalah pemahaman tentang Nilai Dasar BPK RI yang terdiri dari Independensi, Integritas dan Profesionalisme kepada masyarakat,” imbuh Dicky kepada Warta Magelang.

Hari Museum Nasional diperingati setiap 12 Oktober dan tahun ini tepat berusia ke 59 tahun. Sejarah Hari Museum Nasional berawal dari Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI) yang pertama di Yogyakarta pada 12-14 Oktober 1962.

Penetapan tanggal hari museum berdasarkan pertemuan MMI di kota Malang, Jawa Timur pada tanggal 26-28 Mei 2015. Pertemuan tersebut dihadiri 250 pengelola Museum di Indonesia. Pertemuan itu juga membahas isu-isu dan paradigma baru dalam dunia permuseuman untuk kemajuan museum.

Sebelum kongres MMI, Indonesia tidak memiliki tanggal khusus untuk perayaan hari museum. Kemudian tersebutlah pencanangan Hari Museum Indonesia yang berawal dari kegiatan diskusi di Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, pada April 2015.

Pada kegiatan diskusi tersebut, diundang sejumlah narasumber, seperti kepala museum, pemerhati kebudayaan, pemerhati museum, komunitas, dosen, dan asosiasi museum. Masing-masing narasumber mengemukakan tanggal yang dianggap bersejarah bagi dunia permuseuman Indonesia.

Tanggal 12 Oktober dipilih karena bertepatan dengan Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI) yang pertama di Yogyakarta pada 1962. Dunia permuseuman di Indonesia pun akhirnya memiliki tanggal sendiri dalam perayaan hari museum yaitu 12 Oktober.

Peristiwa MMI dianggap sebagai peristiwa penting dalam dunia permuseuman Indonesia. Setelah 17 tahun Indonesia merdeka, perhatian terhadap perkembangan permuseuman Indonesia mulai menggeliat.

Amir Sutaarga, Bapak Museum Indonesia. (foto: hima fib ugm.ac.id)

Salah satu bentuk perhatian itu adalah datangnya gagasan dari sejumlah tokoh, pendiri, dan pemerhati museum untuk menyelenggarakan Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI) yang pertama pada 12-14 Oktober 1962 di Yogyakarta.

MMI pertama dihadiri sekitar 40 orang, yang terdiri dari unsur pimpinan dan tokoh museum, pemerhati, dan pecinta museum. Acara tersebut juga dihadiri oleh Drs. Moh. Amir Sutaarga yang dikenal sebagai ‘Bapak Permuseuman Indonesia’.

Dari kegiatan tersebut telah dihasilkan sejumlah resolusi penting yang menjadi tonggak sejarah museum di Indonesia. Sepuluh resolusi MMI pertama pada 1962 itu yang menjadi landasan kerja pemerintah dalam pembinaan dan pengembangan museum di Indonesia. (bgs)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)