“Rootedness” pada Kuliah Seni dan Lingkungan di Studio Mendut
Magelang (wartamagelang.com) – Manusia hidup ini tidak bisa lepas dari seni. Hasil karya seni selalu melekat dalam kehidupan semua manusia. Dasar dari penciptaan karya seni bertujuan agar kehidupan manusia menjadi lebih baik atau meningkatkan kualitas kehidupan pada zamannya sehingga memiliki arti penting bagi generasi berikutnya.
Hari ini, sejumlah mahasiswa Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menampilkan karya penciptaan seni mereka dalam kegiatan kuliah Seni dan Lingkungan yang dilaksanakan secara luring di Studio Mendut, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (5/3/2021).
Walaupun kuliah tersebut digelar secara luring, tetapi protokol kesehatan tetap diterapkan, karena para mahasiwa harus diberi kesempatan untuk mengekspresikan karya mereka secara langsung kepada dosen pengampu pascasarjana ISI, Sutanto Mendut.
Ada 12 (duabelas) karya yang ditampilkan hari ini. Judul dan aliran seni nya beragam. Ada yang berjudul “Garak Jo Garik”, “Wernane Manungso”, “Tandane Mangsa”‘ “Selaras”, “Rupa Bernas” dan lain sebagainya.
Ada satu karya yang berjudul “rootedness / keberakaran”. Karya ini adalah kolaborasi Seni Tari dan Seni Lukis. Diperformkan oleh Ariesta Putri Rubyatomo dan Nani Nurhyati.
Karya ini tercipta dari kesamaan pengalaman pada isu lanskap keberakaran dari Personality Perspective daerah asal para seniman masing-masing (Jakarta dan Majalaya), dari dalam diri/tubuh secara tidak langsung seperti respons psikologis dari masing-masing performer.
Ariesta yang mengalami beauty bullying dan Nani mengalami solastalgia. Kondisi akibat ketimpangan lanskap yang membuat performer berdua itu terasing di lanskap itu sendiri.
Keberakaran ini menjadi alamat kalau mereka masih memiliki ikatan dengan suatu akar, namun mereka ingin berakar dengan cara mereka sendiri, untuk kebaikan akar-akar lanskap mereka. (wq)