RAT Tahun 2020, KPRI Abdi Negara Kabupaten Magelang Bukukan SHU Rp 500 Juta
MAGELANG (wartamagelang.com) – Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Abdi Negara Kabupaten Magelang mencatatkan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp. 504.469.614,65 atau 88,46% dari target yang ditetapkan. Hal ini tertuang dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang dilakukan secara virtual Selasa (30/03/2021).
Bupati Magelang Zaenal Arif, Selasa (30/03/20221) saat rapat pleno pengesahan hasil RAT KPRI Abdi Negara secara virtual, mengatakan, forum RAT juga dapat dimanfaatkan untuk memetakan kendala dan permasalahan yang dihadapi. Yakni, kata Zaenal, agar dapat dicarikan solusinya, sehingga kegiatan koperasi untuk masa-masa yang akan datang, dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan bersama.
Zaenal juga mengapresiasi kepada KPRI Abdi Negara Kabupaten Magelang yang mana dalam laporan keuangan tahun 2020 telah di audit oleh Akuntan Publik dengan predikat Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
“Teriring harapan semoga KPRI Abdi Negara Kabupaten Magelang bisa terus mempertahankan kelangsungan usaha di Tahun 2021 ini dalam situasi lesunya dunia usaha dan ancaman resesi global akibat Pandemi Covid-19 yang masih melanda hingga saat ini,” katanya.
Sementara, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kabupaten Magelang, Basirul Hakim menyebutkan, sampai saat ini KPRI Abdi Negara memiliki anggota sebanyak 2.211 orang dengan jumlah aset lebih dari Rp. 11,7 milyar dan berhasil membukukan SHU sebesar Rp. 504.469.614,65 atau 88,46% dari target yang ditetapkan.
Basirul menuturkan, ditengah-tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi di masa Pandemi, KPRI Abdi Negara dapat memberikan solusi keuangan bagi para anggotanya, terutama pada waktu orang tua akan menyekolahkan anak-anaknya.
“Sebentar lagi banyak orang tua yang butuh pinjaman untuk memasukan anaknya ke jenjang sekolah yang lebih tinggi, sehingga pengurus dapat menyiapkan keperluan tersebut,” ujarnya.
Basirul mengakui, partisipasi anggota untuk kemajuan koperasi secara umum dirasa masih kurang. Kemampuan mengakses sumber daya produktif, khususnya akses pasar permodalan juga perlu ditingkatkan.
“Kami menyadari sepenuhnya bahwa upaya-upaya yang dilakukan pemerintah tidak akan banyak berarti jika tidak didukung setiap komponen gerakan koperasi itu sendiri. Saya berharap, dalam menghadapi perdagangan bebas koperasi mampu berinovasi, terutama dalam menumbuhkan jenis usaha yang produktif sehingga keberadaan koperasi dari waktu ke waktu dapat bersaing di pasar global,” tukasnya (ang/aha)