Rakor Sumber Daya Air Untuk Ketahanan Pangan

RAKOR BERSAMA : Bupati Magelang Grengseng Pamuji bersama Bupati Temanggung Agus Setyawan dan Anggota DPR RI Komisi V Dapil Jateng VI Sofwan Dedy Ardiyanto saat Rapat Koordinasi dan sinkronisasi bidang sumber daya air (Dok Prokompim Kab Magelang)
MAGELANG (wartamagelang.com) – Pemerintah Kabupaten dan Kota se-eks Karesidenan Kedu mengikuti forum koordinasi dan sinkronisasi bidang sumber daya air, di Balkondes Ngaran, Borobudur, Kabupaten Magelang, Rabu (6/8/2025). Rakor ini diselenggarakan oleh Anggota DPR RI Komisi V Dapil Jateng VI Sofwan Dedy Ardiyanto.
Bupati Magelang Grengseng Pamuji menyampaikan, forum koordinasi dan sinkronisasi ini baru pertamakali dilakukan, yang melibatkan beberapa Kabupaten/Kota antara lain, Kabupaten Magelang, Temanggung, Wonosobo, Purworejo dan Kota Magelang yang membahas terkait bidang sumber daya air.
Ia menyampaikan bahwa, Pemerintah Kabupaten Magelang memiliki APBD yang belum cukup untuk digunakan semaksimal mungkin untuk kebutuhan dan fasilitasi masyarakat. Grengseng berharap peran serta APBN di wilayah Dapil VI Jateng bisa tersinkronisasi dengan baik.
“Kami sangat berharap program-program APBN melalui aspirasi Mas Sofwan nanti bisa sejalan dengan program kami khususnya di Kabupaten Magelang,” kata Grengseng.
Grengseng menyampaikan bahwa, ketika Kabupaten Magelang ingin fokus di kedaulatan pangan, maka kendala yang pertama kali adalah ketersediaan air. Sementara kandala ini tidak hanya pada irigasi atau penyalurannya saja, tetapi juga masalah kelestarian air itu sendiri.
“Mungkin ke depan ada kajian-kajian yang dapat dilakukan bersama yang tentunya nanti bisa berdampak bagi pembangunan di wilayah Kabupaten Magelang,” sebutnya.
Sementara, Bupati Temanggung Agus Setyawan berharap Eks Karesidenan Kedu ini bisa bersama-sama bersinergi dan berkomunikasi sehingga tidak berjalan sendiri-sendiri dan akan lebih mudah menterjemahkan program-program dari masing-masing daerah.
“Harapannya ke depan kita bisa bersatu bersama, apalagi kebersamaan ini ditunjang dengan turunnya dana dari APBN,” harapnya.
Menurutnya, selain pengairan untuk menunjang ketahanan pangan ada hal penting lainnya yang perlu mendapatkan perhatian yaitu konektiviti yang berkaitan dengan jalan. Karena di Kabupaten Temanggung sendiri sangat sulit mengalokasikan peningkatan jalan.
Ia mengatakan Kabupaten Temanggung hanya menganggarkan sekitar Rp 12 miliar. Rp 10 miliar hanya untuk menambal jalan. Untuk menutup jalan se-Kabupaten Temanggung 640 Km tanpa lubang membutuhkan dana sebesar Rp 23 miliar per tahun.
“Maka dengan kondisi yang seperti ini saya harapkan APBN bisa membantu,” ucapnya.
Sementara, Anggota DPR RI Komisi V Dapil Jateng VI Sofwan Dedy Ardiyanto menyampaikan bahwa anggaran PU dari Rp 145 triliun telah dipangkas menjadi Rp 28 triliun atau di potong sebesar sekitar 82 persen untuk evisiensi.
Sofwan menyebutkan, Kementerian PU menyebut bahwa Presiden ingin melakukan riset program yang direncanakan oleh kementerian itu bukan program yang berbasis pada kesepakatan pihak-pihak tertentu dengan pihak tertentu lainnya.
“Presiden ingin perencanaan itu di susun memang berdasarkan kebutuhan masyarakat,” ungkap Sofwan.
Oleh karena itu, melalui koordinasi dan sinkronisasi ini Sofwan mendorong agar program yang dibutuhkan oleh beberapa daerah ini bisa masuk dalam program prioritas. Contohnya tahun ini program Inpres irigasi di Eks Karesidenan Kedu ini sekitar Rp 30 miliar, sehingga setiap daerah bisa berkomunikasi lebih lanjut untuk menentukan di titik mana saja kebutuhannya (ang/aha)