Putranya Maju Nyalon, Wali Kota Bantah Politik Dinasti
MAGELANG – Aroma dinasti politik dalam pemilihan wali kota dan wakil wali kota Magelang tahun 2020 berhembus cukup kencang. Pasalnya, putra sulung dari Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito, yakni Aji Setyawan maju mendaftar menjadi Bakal Calon Wali Kota Magelang Tahun 2020 bersama Wakil Wali Kota Magelang, Windarti Agustina.
Majunya Aji Setyawan dalam pilkada tahun 2020 ini setelah mendapat rekomendasi sebagai bakal calon wali kota dari DPP PDI Perjuangan. Hal ini dipandang sebagai bagaian dari politik dinasti yang ada di Kota Magelang. Namun, Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito, Jum’at (04/09/2020) di sela-sela pendaftaran Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Magelang Tahun 2020 di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun membantahnya.
“Ah enggaklah (politik dinasti-red). Saya kan mengalir saja. Tidak pernah memaksakan, para pimpinan dan lain sebagainya. Ah Pak wali nganu-nganu. Tidak-tidak. Lihat gesture saya, enggak-enggak,” elaknya.
Sigit menyebutkan, putranya (Aji Setyawan-red) mendapatkan rekomendasi atas pilihan dari pimpinan pusat partai. Dirinya pun mengaku tidak pernah ikut campur dalam proses pemilihan tersebut.
“Saya sendiri biasa mengukur sendiri. Coba sekarang daftarnya nomor berapa, kalau njenengan tahu. Nomor dua kan. Tapi pimpinan (ternyata-red) menghendaki begitu. Ya dilaksanakan,” imbuhnya.
Sigit juga mengaku bahwa sebelum putranya mendaftar, menanyakan kembali untuk berpikir lagi secara matang. Terlebih, menurut Sigit, maju saat ini sebagai Kota Magelang 1.
“Saya dengan anak tak pernah memaksa. Tapi harus tanggung jawab. Passionnya, anak itu sendiri. Mau cara hidup apa saja baik, tapi serius tanggung jawab dalam segala hal. Silahkan, saya basicnya teknik, dia kepengen di jalur ini, gapapa. Asal tanggung jawab,” urainya.
Saat disinggung mengenai kebijakan dan kemampuan, Sigit menilai bahwa anaknya (Aji Setyawan-red) lebih pintar dan visioner. Bahkan Sigit sangat yakin bahwa Aji akan membawa Kota Magelang lebih maju.
Sigit juga berharap masyarakat Kota Magelang yang sudah cerdas, dapat terus maju kea rah yang lebih baik. Sudah selama 10 tahun, dirinya menjabat, maka harus undur diri dan pamit.
“Saya kira dia lebih pinter. Pemikiran lebih visioner. Membawa Magelang lebih maju. Pesan saya jangan sampai mundur. Rakyat harus memilih. Pesta demokrasi hatinya harus bahagia. Harus senang, bukan sebaliknya. Pengabdian yang terbaik karena ini untuk rakyat. Apalagi di masa ujian seperti ini. Yang tadinya master plannya bagus, sekarang itu juga bisa, tapi ada terus menangani dengan baik, kemajuan kota dan kesejahteraan rakyat,” ucapnya.
Sementara Bakal Calon Wali Kota Magelang Aji Setyawan juga membantah dirinya sebagai upaya politik dinasti. Bagi Aji, dirinya ikut pencalonan sama seperti calon lainnya, melalui mekanisme yang ada.
“Nggak juga kalau politik dinasti, saya cuma dituding nggak gimana-gimana itu namanya politik dinasti. Kita mengikuti proses juga, ketika saya mengikuti kontestasi juga, status saya sama dengan beberapa bakal calon lain,” ucapnya.
Bakal Calon Wakil Wali Kota Windarti Agustina mengakui bahwa dalam konsep pendaftaran yang diusung bernilai kerakyatan dengan menaiki becak. Bahkan deklarasi yang dilakukan oleh partai pengusung dan pendukung, menurutnya, berada di tempat public.
“Deklarasi juga tadi spontanitas di Alun-Alun, di tempat publik, di tempat masyarakat berkumpul bukan di tempat mewah, bukan di hotel atau dimana saja, tetapi di Alun-Alun pusat kegiatan masyarakat Kota Magelang berada disitu,” pungkasnya (coi/aha)