Puncak Acara HUT Ke-268 Kota Yogyakarta, 14 Kemantren Ikut Meriahkan Wayang Jogja Night Carnival #9

PUNCAK ACARA : Tujuh daerah dan 14 kemantren di Yogyakarta meramaikan Wayang Jogja Night Carnival atau WJNC, Senin malam (Vira Syafira/wartamagelang.com)

YOGYAKARTA (wartamagelang) – Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) kembali diselenggarakan pada tanggal 7 Oktober 2023 sebagai puncak acara HUT Ke-268 Kota Yogyakarta. WJNC #9 diselenggarakan 9 di kawasan Tugu Pal Putih sebagai pusat kegiatan.

Acara kali ini melibatkan tujuh daerah dan 14 kemantren yang menampilkan karya-karyanya. Penampilan dari kesenian daerah ikut memeriyahkan acara, mulai dari kesenian daerah Medan, Bandung, Ponorogo, Sulawesi dan Kalimantan Timur.

WJNC #9 mengusung tema “Gatotkaca Wirajaya” yang memiliki makna penuh keteladanan dengan nilai-nilai kesetiaan, keberanian, dan semangat ksatria untuk mengabdi kepada negaranya. Penggambaran kehidupan tokoh Gatotkaca dari kelahiran hingga kematiannya di Kurusetra ketika perang Baratayudha.

“Garotkaca Wirajaya ini adalah kisah kumpulan perjuangan Gatotkaca, sebagai seorang pemimpin, pahlawan, pemberani, dan penegak kebenaran,” ujar Pj Wali Kota Jogja, Sugeng Purwanto dalam sambutannya, Senin (7/10/2024).

Penjabat Wali Kota Jogja, Ir. Sugeng Purwanto, berkesempatan menerima sertifikat Karisma Event Nusantara dari Kemenparekraf. WJNC resmi masuk dalam Top 10 Karisma Event Nusantara Kemenparekraf sejak tahun 2023.

Event WJNC diharapkan tidak hanya menjadi event tahunan saja. Namun, acara ini dapat berdampak yang luar biasa bagi kesejahteraan masyarakat Jogja dalam peningkatan pembangunan Jogja yang berkelanjutan.

Sugeng Purwanto mengapresiasi para penampil dari luar daerah yang ikut memeriahkan acara dan berharap WJNC semakin berdampak untuk Kota Jogja. Kota yang dikenal karena tradisi dan nilai budaya luhur yang menjiwai dan terintergrasi dalam kehidupan masyarakatnya.

Sementara, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyampaikan kegiatan WJNC ini dapat turut mengasah kreativitas warga Kota Jogja. Menurutnya, WJNC menjadi ajang interaksi antara tradisi dengan media modern yang tersaji dalam eksistensi masing-masing kemantren. Dia menambahkan, lewat kegiatan ini warga Kota Jogja diajak untuk meresapi makna dari setiap rangkaian cerita pewayangan melalui visualisasi populer karya warga Kota Jogja.

“WJNC ke 9 menjadi ajang interaksi antara tradisi dan media modern. Tersaji dalam eksistensi Kemantren yang merefleksiken figur-figur perwayangan. WJNC ini diharapkan menjadi hiburan yang menyejukken untuk menggambarken harmoni Yogyakarta,” ujar Hamengku Buwono X, dalam sambutannya.

Acara dibuka dengan penampilan Kemantren Tegalrejo yang mengusung tema “Gatotkaca Lahir”, diikuti oleh Kemantren Umbulharjo dengan tema “Gatotkaca Ratu”. Selanjutnya, Kemantren Ngampilan mempersembahkan “Angkawijaya Pergiwa Pergiwati”, diikuti oleh Kemantren Wirobrajan yang menampilkan “Gatotkaca Sraya”.

Kraton juga turut berpartisipasi dengan tema “Gatotkaca Rante”. Kemudian, Kemantren Gondomanan menyuguhkan “Aji Narantaka”, diikuti oleh Jetis dengan tema “Topeng Waja”. Kemantren Gondokusuman mempersembahkan “Puthut Guritha”, sedangkan Damurejan menampilkan “Bathara Gana”.

Acara dilanjutkan dengan penampilan dari Kemantren Mergangsan yang mengangkat tema “Gatotkaca Gendaga”, diikuti oleh Pakualaman dengan “Kikis Tunggarana”. Gedongtengen menyuguhkan tema “Sembadra Larung”, Kotagede mempersembahkan “Jaya Lelana”, dan acara ditutup oleh Mantrijeron dengan tema “Gatotkaca Gugur”. Melalui pertunjukan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih mencintai dan melestarikan seni tradisional serta budaya local (mg9/had/aha)

Penulis : Vira Syafira

Editor : Hadianto

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)