Prof. Rokhmin Dahuri : Indonesia Bisa Menjadi Penghasil Pangan Utama Dunia Secara Berkelanjutan

PENGHASIL PANGAN : Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri memaparkan optimisme bahwa Indonesia menjadi penghasil pangan utama dunia dalam International Conference on Agricultural, Nutraceutical and Food Science (ICANFS) 2022 (Dok Humas Untidar)

KOTA MAGELANG (wartamagelang.com) Indonesia memiliki potensi untuk menghasilkan komoditas pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan Nasional. Bahkan Indonesia dianggap mampu mengekspor pangan ke negera lain secara berklenajutan.

Hal ini disampaikan Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia sekaligus Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Gotong Royong Tahun 2001-2004, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, dalam International Conference on Agricultural, Nutraceutical and Food Science (ICANFS) 2022, beberapa waktu yang lalu di Untidar.

ICANFS 2022 merupakan seminar internasional pertama dari Fakultas Pertanian, UNTIDAR yang membahas tentang nutrisi dan pengolahan pangan. Seminar ini dilaksanakan secara hybrid yaitu luring di Gedung dr. H Suparsono, UNTIDAR dan daring melalui Zoom Meeting dan Youtube Channel Universitas Tidar.

ICANFS melibatkan 6 narasumber dari dalam dan luar negeri yaitu Prof. Stephen E. Gerau, Ph.D. dari SUNY, Buffalo State, United State of America; Prof. Iin Handayani, Ph.D dari Murray State University, United State of America; Puji Lestari, M.Si., Ph.D, Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN); Prof. Herry Utomo, Ph.D dari Lousiana State University, United State of America; Prof. Dr. Anang M. Legowo, M.Sc. dari Asosiasi Pakar Teknologi Pangan Indonesia dan Arif Reza, Ph.D dari University of Idaho, Twin Fall Research and Education Center, United State of America.

“Untuk mewujudkannya perlunya menyusun strategi dan aturan-aturan khusus perihal pangan untuk kemajuan dan kemakmuran bangsa,” kata Rokhim.

Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Gotong Royong Tahun 2001-2004 ini memaparkan beberapa permasalahan dan tantangan bidang pangan Indonesia.

“Kesejahteraan petani, nelayan dan produsen komoditas pangan di Indonesia masih kurang atau tergolong miskin,” tambahnya.

Sebagian besar unit usaha di bidang pertanian, perikanan budidaya, perikanan tangkap, peternakan, dan sektor penghasil pangan lainnya adalah skala kecil dan tradisional yang tidak menerapkan: (1) skala ekonomi, (2) Sistem Manajemen Rantai Pasokan Terpadu), ( 3) teknologi mutakhir (misalnya Industri 4.0), dan (4) prinsip pembangunan berkelanjutan Akibatnya: produktivitas rendah, kurang efisien, kurang kompetitif, dan kurang berkelanjutan.

Kenyataan saat ini bermunculan “Mafia Impor Pangan (Konspirasi)” yang telah kecanduan dengan keuntungan tinggi melalui impor pangan, terlepas dari produksi nasional lebih tinggi dari kebutuhan nasional.

“Dan tentunya kebijakan ekonomi-politik seperti moneter, fiskal, ekspor – impor, dan iklim investasi yang tidak kondusif turut menyumbang permasalahan bidang pangan saat ini,” bebernya.

Wakil Rektor Bidang Akademik, Universitas Tidar, Prof. Dr. Suyitno, memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Fakultas Pertanian atas terselenggaranya ICANFS 2022 ini.

“Ada dua manfaat yang ingin saya sampaikan dari penyelenggaraan ICANFS ini, yang pertama peserta seminar ini dapat belajar dan meningkatkan kemampuan bahasanya terutama Bahasa Inggris dan yang kedua, seminar ini diharapkan dapat menjadi salah satu pemecah masalah di bidang pangan dan kesehatan Indonesia saat ini,” tuturnya (coi/aha)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)