Pengelola Wacanakan Taman Kyai Langgeng Jadi Wahana Wisata Bagi Pelaku Isoman
KOTA MAGELANG (wartamagelang.com) – Pengelola Perumda Objek Wisata Taman Kyai Langgeng Kota Magelang mewacanakan diri menjadi tempat wisata bagi warga yang tengah melakukan isolasi mandiri (isoman). Wisata isoman ini bisa jadi alternatif, mengingat tempatnya yang berbasis alam.
Direktur Utama Taman Kyai Langgeng, Arif Taat Ujiyanto, saat jumpa pers perkembangan Covid-19 di Kota Magelang Jum’at (16/07/2021), mengatakan, pihaknya siap berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan dan satgas penanganan Covid-19 untuk menghadirkan wisata isoman tersebut. Sebelumnya, pihaknya akan memperhitungkan dulu peluang-peluangnya seperti apa.
“Taman Kyai Langgeng kan wilayahnya luas, sekitar 27 hektar, kenapa tidak kita berandai-andai untuk menjadikannya lokasi wisata isoman. Setelah pertemuan ini kita lihat peluangnya seperti apa, memungkinkan atau tidak,” ujarnya
Arif menuturkan, ide muncul setelah melihat data warga yang isoman, terutama orang tanpa gejala (OTG) cukup banyak baik di rumah masing-masing maupun terpusat. Tempat isoman ini dinilainya terbatas, sehingga dimungkinkan orang yang sedang menjalaninya merasa kurang nyaman.
“Sementara di TKL kan tempatnya luas, berbasis alam pula. Kamar mandi kita juga cukup, ada pendopo yang cukup besar. Kalau di hotel mungkin stres, nah kalau di alam terbuka kan lebih segar, nanti ada senamnya, berjemur, dan outbond, sehingga tidak lagi stres,” katanya.
Arif pun berencana mengkombinasikan wisata isoman ini dengan wisata yang sekarang sedang hits, yakni glamping (glamor camping). Pihaknya menyiapkan tenda-tenda lux, fasilitas lengkap dan nyaman, dan akses yang terbatas khusus untuk wisata isoman.
“Bisa juga kita hadirkan tempat-tempat ngopi, bahkan di sungai bisa kita petakan dan taruh ikan untuk memancing. Jadi, warga yang isoman bisa sambil piknik, sehingga cepat sembuh. Ini masih wacana, mungkin perlu pembicaraan yang serius dengan stakeholder,” jelasnya.
Saat disinggung dampak pandemi terhadap TKL, Arif mengaku, pihaknya sangat terdampak. Pemasukan utama dari TKL ini adalah pengunjung yang otomatis jumlah pengunjung merosot tajam, terutama saat pemberlakukan PPKM Darurat yang memaksanya harus tutup total.
“Tempat pariwisata harus tutup, otomatis tidak ada pengunjung masuk. Tidak ditutup pun, dengan kondisi pandemi wisatawan masih khawatir untuk berwisata. Sehingga, sebelum ditutup jumlah pengunjung tidak banyak,” paparnya.
Melihat kondisi ini, ia mengambil strategi beradaptasi dengan kondisi. Pihaknya menekankan kepada marketing untuk menguatkan brand wisata sehat di taman yang pernah meraih predikat sebagai taman terbaik di Indonesia ini.
“Jadi, jangan khawatir setelah PPKM selesai dan diperkenankan untuk berwisata kita sangat memungkinkan untuk menerapkan prokes ketat. Dari tempat yang luas memungkinkan untuk jaga jarak, tiap titik ada tempat cuci tangan, dan nuansa alam yang luar biasa yang dapat meningkatkan imun,” tukasnya (coi/aha)