Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2020 kembali Digelar, menjadi Acara Kebudayaan melalui Daring Terbesar di Dunia
“PKN 2020 hendak memberikan ruang ekpresi seni dan budaya kepada masyarakat serta sekaligus menggerakkan ekonomi budaya di tengah pandemi covid-19,” begitu Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud dalam Taklimat Media Peluncuran Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2020 via zoom bersama para awak jurnalis, Jumat (23/10/2020).
Hilmar Farid menambahkan jika PKN 2020 diselenggarakan di bawah Tema Utama “Ruang Bersama Indonesia Bahagia” dengan narasi yang menekankan pada “penguatan tubuh dalam perspektif kebudayaan” (Culture Resilience).
Dimana PKN 2020 hendak memberikan ruang ekpresi seni dan budaya kepada masyarakat serta sekaligus menggerakkan ekonomi budaya di tengah pandemi covid-19.
“Upaya gigih menyelenggarakan event ini adalah juga bukti keberpihakkan kepada seniman dan pekerja seni di dalam keadaan yang penuh kemungkinan baru, penuh kenormalan baru ini,” imbuh Hilmar.
Hilmar mengatakan bahwa PKN 2020 hendak memberikan tolok ukur kinerja dan kualitas kegiatan ekpresi seni dan budaya melalui daring.
Ada empat program utama mencakup kompetisi, konferensi, pameran, dan pergelaran. Mengingat keluasan lingkup kebudayaan Indonesia yang berdenyut hari ini (mulai dari tradisi hingga kontemporer, mulai dari bertujuan religius hingga hiburan waktu senggang) dan kekayaan budaya Indonesia (yang merentang dari Sabang sampai Merauke dari Sangirtalaut hingga Rote).
Yang membanggakan, PKN 2020 merupakan perhelatan kebudayaan secara daring terbesar di dunia.
“Terbesar di dunia karena diikuti oleh 4.791 seniman dan pekerja seni, menghadirkan 27 tema konferensi dan 93 pergelaran dan 1.477 karya seni visual yang akan dipamerkan,” tegas Hilmar.
Sementara itu, penari dan koreografer asli dari Magelang, Eko Supriyanto alias Eko Pece mengatakan, bahwa dirinya merasakan kebanggaan saat membawa para seniman dari Tidore, Ternate dan lainnya saat pentas di Candi Borobudur untuk acara PKN 2020 ini. Sebagai sebuah mahakarya, Eko ingin menunjukkan kemajuan teknologi karya nenek moyang yang sudah ada ribuan tahun lalu.
“Kami ingin membuktikan kepada dunia jika para seniman dan budayawan Indonesia bisa bangkit kembali meski harus melalui daring, ” tutur Eko Pece.
Penari yang dikenal namanya secara internasional saat ditunjuk oleh penyanyi Madonna untuk menjadi penata tari untuk 268 kali konsernya di berbagai negara ini juga menambahkan, jika kebudayan Indonesia kental dengan tradisi.
“Maka perlu dengan gagasan baru untuk pertunjukkan-pertunjukkan seni budaya,” pungkas Eko. (bgs)