Muswil HIMBARSI DPW DIY Tegaskan Komitmen Penguatan Ekosistem EkonomiI Syariah DIY

Forum Muswil HIMBARSI DPW DIY pada Selasa, 22 Juli 2025 di Hotel Santika Premiere Yogyakarta. Foto: Dok Panitia
Yogyakarta (wartamagelang.com) – Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali menegaskan perannya sebagai thought leader ekonomi syariah dalam forum Musyawarah Wilayah (Muswil) Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Syariah Seluruh Indonesia (HIMBARSI) DPW DIY, yang berlangsung pada Selasa, 22 Juli 2025 di Hotel Santika Premiere Yogyakarta.
Dalam forum yang mengangkat tema “Membangun dan Memperkuat Ekosistem Ekonomi Syariah DIY”, Prof. Dr. H. Edy Suandi Hamid, M.Ec., Ketua Umum MES DIY, hadir sebagai narasumber. Turut hadir juga momen memperkaya diskursus dari perspektif filantropi Islam dan pengelolaan wakaf produktif dari Majelis Ulama Indonesia DIY, LAZISMU DIY, dan Baitul Maal Muamalat. Acara ini mempertemukan pelaku ekonomi, akademisi, regulator, serta lembaga keuangan syariah untuk menyusun langkah strategis penguatan ekonomi berbasis syariah di wilayah DIY.
Dalam pemaparannya, Prof. Edy menekankan bahwa DIY memiliki modal strategis untuk menjadi model nasional dalam pengembangan ekosistem ekonomi syariah, diantaranya; Populasi Muslim DIY mencapai 3,47 juta jiwa atau 92,3% dari total penduduk. “Jumlah investor syariah DIY per Maret 2024 tercatat 9.136 orang, atau 6% dari total nasional. Sektor potensial meliputi: industri pengolahan (13,12%), akomodasi dan makanan (10,32%), serta pertanian (10,01%). Namun penetrasi ekonomi syariah belum optimal,” kata Rektor Universitas Widya Mataram ini.
Hanya 0,1% dari lebih 300.000 UMKM yang memiliki sertifikasi halal, ketimpangan pendapatan (Gini Ratio DIY 0,435 lebih tinggi dari nasional 0,381), dan literasi halal yang belum merata menjadi isu penting yang perlu direspon.
“Nilai-nilai Islam baru mempengaruhi pola pikir dan perasaan, tapi belum terimplementasi dalam pola tindak ekonomi. “Dengan modal sosial, budaya, dan spiritual yang kuat, DIY bisa menjadi model nasional pembangunan ekonomi syariah inklusif,” tambah Prof. Edy, yang juga merupakan mantan Ketua Forum Rektor Indonesia.
Kolaborasi Strategis dan Masa Depan Ekonomi Syariah: Kolaborasi, Digitalisasi, Integrasi Kebijakan. Sebagai pendorong utama ekosistem ekonomi syariah DIY, MES DIY menyoroti empat strategi kunci:
1. Perluasan Klaster Industri Halal, khususnya sektor kuliner, batik, kerajinan tangan, dan wisata halal.
2. Digitalisasi Zakat dan Wakaf, dengan memanfaatkan posisi DIY sebagai peringkat kedua nasional dalam kesiapan infrastruktur digital.
3. Integrasi Ekonomi Syariah dalam RPJMD Daerah, termasuk insentif kebijakan bagi pelaku usaha syariah.
4. Kolaborasi Multi-Stakeholder, melibatkan pemerintah, pesantren, BMT, MES, KNEKS, KDEKS, LAZIS, akademisi, dan pelaku usaha.
Prof. Edy menegaskan bahwa ekonomi syariah adalah jawaban atas problem struktural ketimpangan dan kemiskinan, bukan hanya bagi umat Muslim, tetapi untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
“Kita perlu membangun ekonomi berdasarkan empati sosial dan keberkahan. Dengan dukungan kelembagaan dan infrastruktur yang kuat, DIY memiliki peluang besar untuk menjadi model nasional dalam pengembangan ekosistem ekonomi syariah. Kolaborasi lintas sektor dan sinergi kebijakan akan menjadi kunci dalam mendorong transformasi ekonomi yang adil, inklusif, dan berkelanjutan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.” tegasnya.
Dengan kolaborasi yang solid antara HIMBARSI dan MES DIY, serta dukungan dari regulator dan lembaga filantropi Islam, Daerah Istimewa Yogyakarta diharapkan menjadi laboratorium ekonomi syariah nasional yang unggul dan adaptif terhadap dinamika global.
Acara ini menjadi ruang konsolidasi antar-BPRS dan pemangku kepentingan ekonomi Islam. Muswil HIMBARSI juga menjadi ajang pemilihan pengurus baru HIMBARSI DPW DIY periode 2025–2030, serta sarana membangun sinergi dengan lembaga seperti MES DIY, KDEKS, KNEKS, dan institusi keuangan syariah lokal lainnya.
Dengan semangat “Sinergi, Akselerasi, dan Transformasi”, MES DIY terus mengawal misi besar menjadikan ekonomi syariah sebagai arus utama pembangunan daerah. (wq)