Meski Terus Diguyur Hujan Deras, 20.000 Jemaah Khusyuk Ikuti Haul ke-14 Mbah Mad

HADIRI HAUL : Puluhan ribu jamaan menghadiri haul ke-14 KH Ahmad Abdul Haq Dalhar atau Mbah Mad (Dok Istimewa)

MAGELANG (wartamagelang.com) Sebanyak 20.000 jamaah dari berbagai daerah memadati Ponpes Darussalam Dalem Tengah Watucongol. Kedatangan para Jemaah ini untuk mengikuti haul ke-14 atau peringatan meninggalnya KH Ahmad Abdul Haq Dalhar atau Mbah Mad, Minggu (4/2/2023).

Derasnya hujan tidak menurunkan kekhusyukan para jamaah dalam melantunkan kalimat tahlil dan pengajian. Bahkan beberapa jamaah sambil memakai payung dan jas hujan, serta duduk beralaskan tikar yang basah tetap khusyuk.

Acara ini juga menghadirkan pengkhotbah KH Achmad Chalwani dari Purworejo.Juga dihadiri kiai atau ulama Jawa Tengah, serta tokoh-tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Magelang.

Jamah berasal dari luar Pulau Jawa, seperti Lampung, Pelembang, Banjarmasin, dan lainnya. Selain itu juga jamaah Gada Dewa, jamaah Anoman, jamaah 313, dan masyarakat umum dari berbagai daerah. Para jamaah dari luar daerah, sehari sebelum acara haul sudah datang dan bermalam disekitar lokasi. Rata-rata para Jemaah beristirahat di kendaraan masing-masing.

Salah satu jamaah asal Kabupaten Temanggung, Kukuh Sulaiman, mengaku, hujan bukan menjadi penghalang dirinya mengikuti haul Mbah Mad. Ia mengaku tidak pernah absen dalam setiap acara ngirim almarhum Mbah Mad.

“Nggak apa-apa, Alhamdulillah tetap nikmat, ada ketenangan,” ucapnya.

Setiap selapan atau 35 hari, ia dan keluarganya selalu mengikuti acara mujahadah yang digelar oleh keluarga besar RM KH Nurul Hidayat Ahmad Abdul Haq atau Gus Nurul di ponpes ini.

“Pasti ke sini, setiap 35 hari sekali. Saya ingin ngalap berkahnya Mbah Mad dan Mbah Dalhar,” katanya.

Sementara, Sekjen Gabungan Pemuda Penderek Watucongol (Gada Dewa) Bambang, menuturkan, haul kali ini mengangkat tema besar tentang religiusitas dan semangat menjaga moralitas dan etika. Menurutnya, jika hal itu melekat pada karakter seseorang, maka bangsa ini akan kokoh dari ancaman apapun.

“Etika dan moral ini harus dimiliki tiap individu masyarakat dan juga para pejabat-pejabat kita,” sebutnya.

Menurut Bambang, tema ini diharapkan bisa mengembalikan generasi penerus bangsa ke jati diri warga Indonesia yang sebenarnya. Bahwa Indonesia, khususnya di masyarakat Jawa menjunjung tinggi budaya unggah-ungguh.

“Tema ini untuk menanggapi fenomena zaman sekarang, bahwa kita bisa melihat sepak terjang dari pemimpin-pemimpin bangsa yang justru seperti anak kecil semua. Etika hilang, moral hilang,” urainya.

Bambang menyebut bahwa saat ini generasi muda mengalami penurunan moral dan etika. Hal ini terlihat dari banyaknya kegiatan anak muda yang mulai mengabaikan hal penting itu.

“Dulu (Almarhum) Mbah Mad selalu memberikan wejangan, anak harus berbakti pada orang tua, dan masyarakat tidak boleh memusuhi pemimpinnya. Kalau suatu negara sampai dikudeta rakyat, maka negara itu kehilangan ruhnya, kehilangan harkat dan martabatnya, sehingga mudah dijajah,” paparnya.

Menurut Bambang, Mbah Mad telah berpesan, rakyat boleh kritis atau mengkritisi pemerintahan, namun disampaikan secara santun.

“Itu adalah pesan Mbah Mad soal pentingnya etika dan moral untuk menjaga keutuhan dan kekokohan NKRI,” tandasnya.

Bmabang mengungkapkan, panitia acara haul telah membagikan 20.000 makanan bagi jamaah. Seluruh makanan bahkan ludes tak bersisa, dan jamaah banyak yang tidak kebagian (ang/aha)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)