Mencari Jejak Korban Keganasan Jepang di Kampung Tulung Magelang

Foto lama Lurah Magelang Moeso Atmopawiro yang pernah menjadi dapur umum dan markas BKR (Badan Keamanan Rakyat) di Kampung Tulung Kel. Magelang Kota Magelang. (Foto : koleksi Bagus Priyana)

Pada akhir Oktober 1945 (ada yang menyebut tanggal 28, 29, 30 dan 31 Oktober), tanpa terduga, 7 truk tentara Kido Butai yang bermarkas di Jatingaleh Semarang, datang ke Magelang.

Tentara Jepang itu turun di Payaman (sekitar 7 km utara Kota Magelang) dan dibagi 2 kelompok. Kelompok 1 langsung melewati jalan utama menuju ke arah kota dan kelompok 2 menuju pemandian Kalibening dan menyusuri saluran buatan itu menuju ke selatan.

Tujuannya adalah menuju ke dapur umum dan markas BKR (Badan Keamanan Rakyat) di rumah Lurah Atmo Pawiro di Kampung Tulung.

Tentara Jepang itu terpancing emosi karena mendapat kabar dari Inggris jika tentara-tentara Jepang yang ada di Magelang dibunuh oleh pejuang Indonesia.

Serangan tak terduga itu mengakibatkan 42 korban pemuda dan rakyat dengan sebagian warga Kampung Tulung dan Dukuh serta lainnya tidak dikenal.

Warga Kampung Tulung berpose di depan eks dapur umum dan markas BKR (Badan Keamanan Rakyat) usai bekerja bakti jelang Hari Pahlawan beberapa waktu lalu. (Foto : Bagus Priyana)

Berdasarkan buku berjudul Sejarah Perjuangan Masyarakat Kota Magelang di Masa Perjuangan Fisik tahun 1945-1950 (DHC 45 1998), nama korban yang berhasil diidentifikasi ada 18 orang yaitu Soepawiro, R. Darujat, Lusi, Muchamad, Atmoroto, Kromopawiro, Imam Samsuri, Rusmin, Sukemi, Safei, Amat Dasiman, Karto Lichin, Soemardjo, Seto, Alidin, Karsopawiro, Ibu Amat dan Ibu Harjopawiro.

Sedangkan data dari buku berjudul Magelang pada Masa Revolusi Phisik Periode 1945-1949 (Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta 1984/1985), nama korban di Kampung Tulung ada 16 orang yakni Dirdjodipuro, Djumali, Achmad, Kasan, Hadisugar, Ronodikromo, Sastro, Setu, Karsodihardjo, Tjokrosudarmo, Jussac, Suwandi, Adam, Sukiyem, Suhud, Sukarman yang dimakamkan dalam “kelompok revolusi”.

Sedangkan di Monumen Perjuangan Kampung Tulung tercatat peristiwa tragedi serbuan Jepang terjadi pada 29 Oktober 1945 dengan korban sebanyak 42 orang gugur dengan perincian 16 teridentifikasi dan 26 pahlawan tak dikenal.

Nama-nama korban keganasan Jepang yang tercantum di prasasti di dinding bawah Monumen Perjuangan Kampung Tulung. (Foto : Bagus Priyana)

Nama-nama 16 korban yang teridentifikasi tersebut adalah Sopawiro, RE. Doeradjat, Lusi, Moechamad, Atmoroto, Karso Pawiro, Imam Sjamsuri, Safi’i, Amat Dasiman, Karto Lichin, Soemardjo, Seto, Aladin, Kartopawiro, Roesmin dan ibu Amat.

Untuk sementara karena situasi yang tidak memungkinkan, para korban dimakamkan di sekitar dapur umum dan markas BKR tersebut.

Peristiwa ini memicu peristiwa Palagan Magelang pada 31 Oktober-2 November 1945 antara pejuang Indonesia dengan Inggris. Peristiwa ini memakan korban 87 orang (termasuk korban yang di Kampung Tulung).

Dari koran Kedaulatan Rakyat edisi 21 November 1970 tercatat jika proses pemakaman bagi korban-korban ini dilakukan pada 3 November 1945 di tempat pemakaman Giriloyo dari pukul 11.00-21.00 wib.

Daftar nama makam para pahlawan di TMP Giridarmoloyo Kota Magelang. (Foto : Bagus Priyana).

Yang menarik, dari sekitar 16 nama yang teridentifikasi dan tercantum di Monumen Perjuangan, baru 2 makam korban yang berhasil ditemukan di TMP Giridarmoloyo atas nama Mochamad dan  Atmoroto.

Di nisan kedua makam tertulis “Mochamad – pedjuang anggota L. R. gugur 31-10-1945” dengan nomer register C-453 dan “Atmoroto – pedjuang Laskar Rakjat gugur 31-10-1945” dengan nomer register C-448.

Makam Muchamad di TMP Giridarmoloyo Kota Magelang, salah satu korban keganasan tentara Jepang di Kampung Tulung. (Foto : Bagus Priyana)

Makam Atmoroto di TMP Giridarmoloyo. (Foto : Bagus Priyana)

Sedangkan 14 nama korban lainnya belum berhasil ditemukan. Sementara itu 26 pahlawan tak dikenal lainnya belum berhasil ditemukan. Tetapi di TMP Giridarmoloyo (depan Akmil) ada beberapa makam tak dikenal yang letaknya tersebar (tidak mengelompok) dan gugurnya ada yang tidak di tahun 1945.

Sedangkan di TMP Giridarmoloyo (Cawang) terdapat deretan makam pahlawan tak dikenal sejumlah lebih dari 30 makam dengan tertulis di nisannya “Pahlawan Tak Dikenal, Gugur 1945”.

Kemungkinan besar, deretan makam di tempat inilah 26 pahlawan tak dikenal yang diduga menjadi korban keganasan Jepang di Kampung Tulung tahun 1945 dimakamkan.

(bgs)

 

 

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)