KPU Kota Magelang Gelar Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara

SIMULASI PEMILU : Para pemilih sedang memberikan pilihan dan memasukkan ke kotak suara dalam simulasi pemilu (Asmita Yuthia/wartamagelang.com)

KOTA MAGELANG (wartamagelang.com) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Magelang menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah serta Walikota dan Wakil Walikota Kota Magelang. Simulasi ini diselenggarakan di TPS 007 Kelurahan Cacaban, Lapangan Kwarasan Kota Magelang. Rabu, (06/11/2024).

Dihadiri Forpimda Kota Magelang, Dinas/Stakeholder terkait, Camat se Kota Magelang, Lurah se Kota Magelang, Ketua dan Anggota PPK se Kota Magelang, Ketua dan Anggota PPS se Kota Magelang, Lo dan Tim Kemenangan Paslon nomor urut 1, Lo dan Tim Kemenangan Paslon nomor urut 2, dan warga pemilih riil kelurahan Cacaban.

Pemilihan bertempat di Kelurahan Cacaban yang merupakan bagian Magelang Tengah, bukan tanpa sebab. Hal ini karena pada pemilu 2024 simulasi sudah dilaksanakan di kecamatan Magelang Utara dan Magelang Selatan. Harapannya dengan di laksanakan di Cacaban, semua masyarakat berkesempatan menyaksikan pelaksanaan simulasi pemungutan dan penghitungan suara yang dilakukan KPU Kota Magelang.

Pelaksaanaan simulasi pemungutan dan penghitungan suara hanya dilakukan satu kali mengingat waktunya sudah mepet. Bertujuannya untuk mengindentifikasi masalah-masalah yang mucul di TPS pada tanggal 27 November 2024 saat pemilihan.

”Tujuan dilaksanakan ini kita akan bisa mengindentifikasi masalah yang nanti akan terjadi di TPS waktu pemilihan di tanggal 27 November 2024. Jadi harapannya dari KPU Kota Magelang, dari pelaksanaan simulasi ini kita akan tahu berapa tingkat efesiensi dan akurasi waktu yang diperlukan,” kata Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU Kota Magelang, Yuda Aryunanda, disela-sela acara.

Sebanyak 580 pemilih riil datang ke TPS 007 guna mengikuti simulasi pemungutan suara. Simulasi berlangsung dari pukul 07.00-13.00 di Lapangan Kwarasan Kota Magelang.

”Jadi ini untuk petugasnya kita menggunakan teman-teman kita dari badan badan adhock, PPK, dan BPS terus dari untuk pengawas TPS sendiri kita menggunakan dari PKD dari Kelurahan Cacaban. Peserta pemilih ini sesuai dengan riilnya daftar pemilih tetap di TPS 7 Kelurahan Cacaban Kecamatan Magelang Tengah sejumlah 580 pemilih,” imbuh Yuda.

Yuda menjelaskan, simulasi dimulai dengan para saksi dan pengawas membuka kotak suara dan perlengkapan di dalamnya. Kemudian memeriksa sampul berisi surat suara dan menghitungnya. Terdapat 595 surat suara untuk Gubernur dan Wakil Gubernur. Serta sebanyak 595 lembar surat suara Walikota dan Wakil Walikota.

Proses simulasi berlangsung cukup cepat. Mengingat hanya melipat dua kali untuk surat suara. Dibutuhkan rata- rata sekitar 3 menit untuk setiap orang sampai dia memasukkan ke kotak suara.

”Surat suaranya cuman ada dua terus itu kan juga kecil jadi untuk pelipatan pengembaliannya itu lebih mudah kalau yang kemarin di Pemilu itu kan besar butuh sekitar 3-5 menit. Jadi, setiap orang dibutuhkan rata-rata sekitar tiga menit,” beber Yuda.

Yuda menyebutkan, terdapat empat bilik suara dengan satu bilik suara khusus untuk penyandang disabilitas. Bagi penyandang disabilitas, menurut Yuda, KPU juga menyediakan layanannya seperti, pemilihan tempat TPS yang memungkinkan untuk masuk kursi roda.

“Kemudian dari KPU juga melayani lansia yang tidak bisa hadir ke TPS dengan mendatangi rumah. Tunanetra pun disediakan template Braille di setiap TP. Boleh juga dengan bantuan pendamping tepercaya, seperti anggota keluarga atau petugas TPS, untuk menjaga kerahasiaan dan kenyamanan. Petugas KPPS siap memberi panduan, dan beberapa TPS menyediakan ruang khusus agar akses lebih mudah bagi penyandang disabilitas,” imbuhnya.

Yuda memastikan, simulasi pemungutan dan penghitungan suara diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman dan kesiapan petugas dalam menjalankan tugasnya dengan tepat, efektif, dan transparan.

Salah satu pemilih, Rita, mengaku pemilu dalam simulasi ini cukup mudah dan cepat. Selain itu, kata Rita, bentuk kartu suara juga kecil tidak sebesar pada pemilu lalu.

“Kartu suaranya kecil, lebih mudah saat pencoblosan,” ucapnya (mg3/had/aha)
Penulis : Asmita Yuthia

Editor : Hadianto

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)