Kekeringan Dimulai, BPBD Kabupaten Magelang Mulai Dropping Air Bersih

SALURKAN AIR : Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang mulai menyalurkan bantuan air bersih (Istimewa)

MAGELANG (wartamagelang.com) – Kekeringan mulai melanda wilayah Kabupaten Magelang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang pun mulai melakukan dropping air bersih.

Kepala pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edi Susanto, Senin (28/9/2020) mengatakan, Desa Karanganyar, Kecamatan Borobudur mencurut catatan, langganan kekurangan air bersih di setiap musim kemarau. Namun demikian, kata Edi, Desa ini merupakan desa terakhir yang biasanya meminta bantuan droping air.

“Namun tahun ini justru menjadi desa pertama yang minta bantuan. Setelah di cek, ternyata sumur-sumur penduduk mulai mengering sehingga hari ini, (Senin-red), kami segera memberikan bantuan air bersih,” katanya.

Edi mengungkapkan, pihaknya menyalurkan air bersih sebanyak tiga tangki atau 15 ribu liter ke bak-bak penampung. Warga, menurut Edi, nantinya mengambil sendiri di bak penampung tersebut.

Edi mengakui, untuk tahun ini, baru ada dua pemohon droping air bersih. Selain Desa Karanganyar, Borobudur, satu lagi pondok pesantren yang berada di Kecamatan Grabag. Untuk Desa Karanganyar, kata Edi, dropping air juga sebelumnya di dua dusun di Dusun Ngadiwinatan dan Dusun Banjaran. Yakni air bersih sebanyak 20 ribu liter pada 25 September 2020 lalu.

“BPBD Kabupaten Magelang sendiri sebelumnya sudah menyiapkan 600 tangki air bersih. Untuk yang lainnya masih belum ada yang minta bantuan,” imbuhnya.

Edi menegaskan, meski masih jarang yang minta droping, pihaknya tetap melakukan pengecekan ke desa-desa yang biasa kekurangan air bersih atau kekeringan. Sebab, menurut Edi, pihaknya khawatir jika penduduk akan menggunakan air yang seadanya.

Bila air yang digunakan merupakan air bersih, tidak menjadi persoalan, namun apabila air yang digunakan tidak bersih, maka akan timbul persoalan baru terkait dengan kesehatan. Hal itu bisa terjadi, apabila penduduk sudah terbiasa kekurangan air sehingga menggunakan air seadanya.

“Jangan sampai kita terlena karena tidak ada yang minta bantuan. Justru kita harus waspada dan melakukan pengecekan, jangan sampai karena sudah terbiasa kekurangan air bersih, maka menggunakan air yang seadanya. Tentu ini akan bahaya untuk kesehatan tubuh,” ucapnya.

Sementara Kepala Desa Karanganyar Suyanto mengaku bahwa kekeringan mulai terjadi awal Agustus lalu. Sumur, sumber mata air yang menjadi tumpuan warga, menurut Suyanto, telah mongering.

“Baru masuk awal Agustus 2020 ini. Dusun Ngadiwinatan I, Ngadiwinatan II, dan Banjaran I. Tiga dusun itu kekeringan. Sumber air sumur dan sungai saat kemarau habis. Debit sungai, saat kemarau mati. Karena hulu sudah tidak ada mata airnya lagi,” imbuhnya.

 

Suyanto mengakui, jika penurunan debit air cukup banyak pada tahun ini. Sebelumnya, pada tahun 2019, kata Suyanto, Desa Karanganyar hampir tidak pernah mengalami kekurangan air bersih meski kemarau panjang.

“Penyebabnya karena mata air mengecil dan hilang. Faktor di hulu sana, pohon besar juga telah jarang, alih fungsi lahan menjadi lahan perkebunan. Mungkin itu bisa menjadi penyebabnya,” pungkasnya (coi/aha)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)