Kebaktian Uposatha Dan Kegiatan Puja Bakti di Candi Borobudur oleh Umat Buddha

Prosesi Pradaksina para Bikhu dan Umat Budha mengelilingi Candi Borobudur dalam rangka Kebaktian Uposatha Dan Kegiatan Puja Bakti di Candi Borobudur, Sabtu (13/3/2021). Foto: Fb Cetiya Panna Sikkha

Prosesi Pradaksina para Bikhu dan Umat Budha mengelilingi Candi Borobudur dalam rangka Kebaktian Uposatha Dan Kegiatan Puja Bakti di Candi Borobudur, Sabtu (13/3/2021). Foto: Fb Cetiya Panna Sikkha

Magelang (wartamagelang.com) – Kebaktian Uposatha Dan Kegiatan Puja Bakti di Candi Agung Borobudur dilaksanakan oleh Umat Buddha dari lebih 30 Anggota Sangha dan 80 umat Buddha yang berasal dari Jakarta, Temanggung, Tangerang, dan Jogjakarta.Kegiatan berlangsung di area utama lapangan Kenari  Candi Borobudur Kabupaten Magelang Sabtu, (13/3/2021). Prosesi yang tetap menjalankan protokol kesehatan ini sebagai bentuk dukungan menjadikan Borobudur sebagai situs ziarah umat Budha sedunia.

Hal itu disampaikan Dirjen Bimbingan Masyarakat Budha Chaliadi yang hadir pada acara tersebut di Pos Kenari Komplek Candi Borobudur tersebut.

Menurutnya, Pemerintah sangat mendukung kegiatan ini karena menjadi bagian dari aspek pelestarian, yakni bahwa Borobudur merupakan sebuah situs sejarah yang ditetapkan Unesco menjadi warisan dunia.

“Borobudur dan ritualnya Itu yang menjadi bagian atau ikon daya tarik wisata di Indonesia,” ungkap Chaliadi.

Menurut Chaliadi, saat ini pemerintah sedang giat mencanangkan tiga aspek untuk pengembangan Candi Borobudur, yakni pemasangan Catra yang menjadi salah satu pamor atau aura daya tarik dunia.

Catra adalah bagian atas dari stupa Candi Borobudur yang berada pada lantai paling tinggi. Catra berbentuk seperti payung itu masih disimpan di Museum Karmawibhangga Taman Wisata Candi Borobudur.

Kemudian yang kedua, kawasan Candi Borobudur sedang ditata karena menjadi salah satu super prioritas nasional. Sehingga semua komponen pengelola harus bisa betul betul mem-follow up semua ini. Sedangkan aspek ketiga adalah Borobudur akan dijadikan sebagai destinasi spiritual umat Budha dunia.

“Maka secara spesifik umat Budha tentunya, saya berharap dapat mendukung penuh apa yang menjadi program ini dapat terwujud demi kesejahteraan rakyat Indonesia,” tegasnya.

Prosesi Pradaksina para Bikhu dan Umat Budha mengelilingi Candi Borobudur dalam rangka Kebaktian Uposatha Dan Kegiatan Puja Bakti di Candi Borobudur, Sabtu (13/3/2021). Foto: Fb Cetiya Panna Sikkha

Kebaktian Uposatha Dan Kegiatan Puja Bakti di Candi Borobudur, Sabtu (13/3/2021). Foto: Fb Cetiya Panna Sikkha

Prosesi ritual Budhis diawali dengan menyalakan lilin aneka warna oleh perwakilan tokoh agama serta perwakilan 30 Anggota Sangha dan 80 umat Buddha yang berasal dari Jakarta, Temanggung, Tangerang, dan Jogjakarta. Lilin aneka warna tersebut sebagai simbol semangat menjaga Bhineka Tunggal Ika di negeri Indonesia.

Sebanyak 25 biksu perwakilan dari berbagai shanga budha ini kemudian menggelar ritual pradagsina atau berjalan kaki mengelilingi Candi Borobudur.

Wakil Presiden Asosiation Budhis Tour Operators (ABTO) Efendi Hansen menambahkan, ritual yang digelar tahun ketiga ini dihadiri perwakilan Sangha Mahayana, Theravada, Budhayana dan lainnya. Tujuan dari ritual Budhis ini adalah untuk memohon agar pandemi cepat berlalu.

Candi Borobudur menurut Hansen merupakan ikon wisata religi Indonesia yang akan kembali ramai dikunjungi wisatawan setelah pandemi berahir. Bahkan menurutnya banyak umat Budha di luar negeri yang ingin mengadakan ritual di Candi Borobudur. Maka kegiatan ini semoga dapat meningkatkan potensi wisata religi di Borobudur.

“Kami melihat suatu peluang saat pandemi Covid berahir nantinya, masyarakat akan beramai ramai mengunjungi objek wisata religi untuk mengucap syukur dan berdoa kepada Tuhan,” jelas Hansen di sela kegiatan tersebut.

Sementara itu, Pamong Budaya Ahli Madya Balai Konservasi Borobudur (BKB) Yudi Harsono menjelaskan kegiatan ritual umat Budha ini sesuai amanat UU No 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Dalam UU itu disebutkan pemanfaatan cagar budaya dapat digunakan untuk kepentingan pendidikan, kebudayaan, pariwisata, agama dan sosial.

“Maka kita fasilitasi kegiatan Puja Bakti ini dengan tanpa melupakan protokol kesehatan,” tutur Yudi. (wq)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)