Kawasan Candi Borobudur Kaya Akan Peninggalan Situs Budaya

TINJAU SITUS : Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid didampingi Kepala BKB Wiwit Kasiyati meninjau Situs Brongsongan Borobudur Kabupaten Magelang (Hadianto/wartamagelang.com)

MAGELANG (wartamagelang.com) Kawasan Candi Borobudur Kabupaten Magelang sebagai destinasi super prioritas, merupakan wilayah yang akan kaya akan peninggalan budaya. Namun demikian, pengembangan wisata masih bertumpuk di Candi Borobudur saja.

Hal ini diungkapkan Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid, Kamis (24/12/2020) saat mengunjungi Situs Dipan dan Situs Brongsongan di Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang. Hilmar menyebutkan, maka untuk itu perlu adanya pengembangan situs cagar budaya di sekitar Candi Borobudur. Pengembangan ini, kata Hilmar, agar kunjungan wisatawan tidak hanya menumpuk pada Candi Borobudur saja, tetapi juga di situs-situs cagar budaya di sekitar candi.

“Potensi yang ada di sekitar Borobudur luar biasa. Dari yang terlihat, baru ibarat kulitnya belum sampai intinya. Untuk itu, upaya penyelamatan situs masih banyak yang harus dikerjakan. Luar biasa ini baru kita kupas ke kulitnya belum ke intinya. Jadi pekerjaanya masih banyak dan tentu kalau kita mandatnya kan perlindungan yang diutamakan adalah keselamatan dari situs,” katanya.

Hilmar menjelaskan, dengan adanya upaya-upaya pengembangan tersebut, maka sebagai bentuk mendukung program pemerintah dalam membangun destinasi super prioritas Borobudur. Kedepan, kata Hilmar, wisatawan tidak hanya berkunjung ke candi saja. Melainkan, juga ke situs-situs yang tentunya tidak kalah menarik.

“Ketika ada lebih banyak atraksi yang di luar, orang tidak akan bertumpuk semuanya, kemudian fokus ke Borobudur. Ada banyak fokus lain dan tentu nanti akan ada kerja sama dengan teman-teman di pariwisata yang selama ini mengelola, juga pemda sehingga atraksi-atraksi yang lain ini bisa dilihat juga,” bebernya

Hilmar menuturkan, situs yang ada yakni seperti Situs Brongsongan, di Dusun Brongsongan, Desa Wringinputih. Selain itu, kata Hilmar, masih ada Situs Bowongan, Situs Samberan, Situs Plandi dan Kompleks Makam Belanda (Kerkhoff).

Bahkan melalui pengembangan yang lebih baik ke depan, menuruttnya, wisatawan didorong untuk mengunjungi situs-situs tersebut.

“Mendorong wisatawan untuk mengunjungi situs-situs yang ada di sekitar Candi Borobudur. Hal ini untuk menghindari terjadinya penumpukan wisatawan di Candi Borobudur. Wisatawan selama ini telah mengetahui keberadaan Candi Borobudur, Mendut dan Pawon. Namun demikian di kawasan Candi Borobudur terdapat situs-situs yang layak untuk dikunjungi juga,” iimbuhnya.

Hilmar mengaku, pihaknya juga ikut memantau situs Dipan, Brongsongan, Sendang Lanang dan Wadon di belakang Candi Pawon. Sedang untuk Sendang tersebut, menurut Hilmar, dimungkinkan adanya penemuan struktur dan lebih banyak lagi potensi yang ada.

“Kemarin sempat diajak ke belakang Candi Pawon itu, Sendang Lanang dan Sendang Wadon itu ternyata ada juga struktur. Teman-teman kan sementara menduga ini nggak berdiri sendiri jadi ada sambungannya. Nah ini, tentu kalau kita terus melakukan penggalian akan ada kemungkinan mengangkat lebih banyak lagi,” tandasnya.

Sementara Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) Wiwit Kasiyati, mengungkapkan bahwa kawasan Candi Borobudur memang kaya akan situs. Dirinya pun telah mengaku ada enam situs yang dibawah pengawasan.

“Seperti Situs Brongsongan, Situs Bowongan, Situs Samberan, Situs Plandi dan Kompleks Makam Belanda (Kerkhoff). Sendang lanang dan Sendang wadon. Namun kita konsen pada beberapa dulu,” imbuhnya (coi/aha)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)