Jalur Evakuasi Merapi di Kecamatan Srumbung Rusak Hingga Tiga KM

MAGELANG (wartamagelang.com) Jalur evakuasi Gunung Merapi di Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang hingga kini masih rusak. Bahkan tingkat kerusakan mencapai tiga kilometer dari 10 kilometer jalur evakuasi.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU-PR) Kabupaten Magelang David Rudiyanti, Rabu (02/12/2020) mengatakan bahwa jalur evakuasi secara keseluruhan kondisinya masih lumayan baik. Namun demikian, menurut David, ada beberapa wilayah yang perlu mendapat perlakuan khusus, yakni di Kecamatan Srumbung.

“Masih lumayan, kita juga sudah tambal-tambal. Hanya saja, kalau nanti desanya, bahayanya nambah ke arah Kecamatan Srumbung, kita yang kerepotan. Masalahnya disana, tidak bisa pemeliharaan. Harus di lapis ulang secara total, karena rusak total, di Kemiren Kecamatan Srumbung,” katanya.

David mengakui bahwa jalur evakuasi yang cukup merepotkan ada di wilayah Kecamatan Srumbung. Sedangkan wilayah Kecamatan Dukun, kata David, masih cukup layak.

“Untuk wilayah di Dukun dan sebanyak 33 desa layak. Sedang untuk Kecamatan Srumbung, kita angkat tangan. Untuk panjang yang rusak, Kemiren, ada tiga kilometre dari total 10 kilometer,” imbuhnya.

David menjelaskan, jalur evakuasi Gunung Merapi tidak hanya jalan kabupaten saja. Melainkan, kata David, juga ditambah jalan desa.

“Namun kita konsentrasi pada jalan kabupaten. Kemarin kita dengar, akan ada program betonisasi dari pusat, semoga saja segera,” imbuhnya.

David menuturkan, pihaknya juga mendengar dari pihak Kecamatan Srumbung bahwa ada rencana CSR di jalur Desa Kemiren rencana pembetonan jalan sepanjang 700 meter. Meski terbilang cukup pendek, kata David, rencana tersebut sudah memberikan rasa tenang.

“Semoga saja terealisasi segera. Meski hanya 700 meter, sudah lumayan,” ucapnya.

David mengakui bahwa membicarakan tentang jalur evakuasi Gunung Merapi, perlu pembahasan tersendiri serta ada upaya membuat jalur khusus evakuasi. Sebab, menurutnya, jangan sampai hanya membahas masalah jalur evakuasi dan persiapan belum ada.

“Ada wacana rencana membahas sendiri tentang jalur evakuasi, ada jalur khusus. Tidak dipakai secara umum, agar nantinya terjaga. Jika terjadi sewaktu-waktu meletus, sudah siap, evakuasi. Sama seperti di Gunung Semeru, itu meletus tiba-tiba, kemudian jalur evakuasi bisa mulus segera. Kita ingin seperti itu,” tukasnya (coi/aha)  

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)