Isi Kejenuhan Imbas Belajar dari Rumah, Tim KKN Tematik 91 Untidar Ajak Anak Setempat Bertanam Kangkung

LEPASKAN KEJENUHAN : Tim KKN Tematik 91 Universitas Tidar ajak anak-anak di Dusun Galokan, Desa Gondang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang melepas kejenuhan dengan bertanam kangkung (Dok Tim KKN Tematik 91)

MAGELANG (wartamagelang.com) Untuk mengisi kejenuhan imbas pelaksanaan belajar dari rumah, Tim KKN Tematik 91 Universitas Tidar ajak anak setempat mengisi dengan kegiatan bermanfaat. Salah satunya bertanam kangkung dengan media tanam botol bekas.

Anggota Tim KKN Tematik 91 Universitas Tidar dari FKIP, Dyah Ekasari, menceritakan, tim-nya mendapat lokasi penempatan di Dusun Galokan, Desa Gondang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Terhitung dari 03 Agustus 2021, di dusun tersebut dijadikan sebagai lokasi dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik dari Universitas Tidar.

Dyah menyebutkan, di Dusun Galokan ini, memiliki jumlah anak-anak usia SD kisaran sampai 40 anak. Selama pandemi Covid-19, kata Dyah, sampai saat ini anak-anak melaksanakan kegiatan belajar secara daring. Belajar daring yakni dengan memanfaatkan media aplikasi WhatsApps.

“Model daring ini, nyatanya membuat anak terlena. anak-anak Dusun Galokan justru sering chatingan dengan teman sebaya dan memanfaatkan gawai untuk bermain dengan aplikasi lainnya,” katanya.

Dyah menerangkan, Tim KKN-T 91 selama satu minggu pertama menganalisa permasalahan yang terdapat di lapangan. Salah satu permasalahan yang disorot yaitu motivasi belajar anak usia SD.

Atas dasar permasalahan tersebut, menurut Dyah, tim kemudian merintis beberapa program kerja dengan sasaran anak-anak.

“Kami juga melakukan kegiatan lain seperti mendongeng, bermain game berbasis pengetahuan umum, minum susu sapi bersama, dan menanam bibit kangkung,” tuturnya saat ditemui di lokasi KKN-T 91.

Dyah menjelaskan bahwa beberapa kegiatan diluar pendampingan belajar untuk meminimalisir rasa jenuh anak selama belajar dari rumah. Selain itu, Dyah menekankan kegiatan tersebut dilakukan setiap seminggu sekali untuk mengisi waktu luang anak dengan hal yang bermanfaat.

Menurut Dyah, salah satu kegiatan yang signifikan melibatkan secara penuh keaktifan anak yaitu kegiatan menanam bibit kangkung. Mulai dari pengadaan media sampai mengkreasikan botol plastik bekas menjadi media tanam, anak berekspresi secara aktif.

Tim KKN-T 91 hanya menunjukkan role model media tanam yang sudah jadi, selebihnya hanya memberikan instruksi dan mendampingi anak-anak dalam membuat media tanam tersebut.

Dyah menerangkan, dibantu rekan dari mahasiswa Fakultas Pertanian, terlebih dahulu menyediakan bibit kangkung yang sudah menjadi kecambah. Pembibitan dilakukan dengan media tanam rockwool yang dipilih karena lebih unggul dalam penyimpanan kandungan air dan udara. “Pembibitan tersebut dilakukan dengan menebarkan secara merata bibit kangkung di media rockwool yang sudah diletakkan di tempat datar, seperti piring atau nampan. Dibutuhkan waktu tiga sampai lima hari dengan intensitas sinar matahari yang cukup, bibit tersebut menjadi kecambah dan siap untuk dipindah di media tanam tanah,” imbuhnya.

Dyah menegaskan, pembuatan media tanam ini cukup mudah dan sederhana. Botol plastik bekas dibelah menjadi dua dengan lobang di setiap sisinya, serta tali rafia untuk menggantung.

Setelah itu, media tanam tersebut diisi dengan tanah sampai menutup bagian lobang di setiap sisi botol. Langkah selanjutnya, anak-anak diminta menanamkan kecambah kangkung di setiap lobang di sisi botol. Setiap sisi lobang bisa diisi dengan satu sampai dua kecambah.

Dyah mengaku, melalui kegiatan tersebut, anak-anak merasa senang dan berekspresi melepas penat. Kegiatan diluar pembelajaran mampu menumbuhkan motivasi siswa dan memberikan waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat. Selain itu kegiatan yang telah dilaksanakan pada hari Minggu, 29 Agustus silam mendapatkan apresiasi dan minat dari anak-anak Dusun Galokan.

“Kegiatan tanam kangkung memberikan semangat lebih bagi anak-anak Dusun Galokan, dan diharapkan memberikan semangat untuk tetap semangat belajar dari rumah,” ujarnya.

Salah satu anak warga Dusun Galokan, Vika, 10, mengaku, selama ini belajar melalui daring. Meskipun, kata Vika, diselingi dengan belajar secara luring dengan jadwal satu kali dalam seminggu.

“Malas belajar di rumah, soalnya dikasih tugas terus lewat WA,” kata Vika.

Vika merasa senang karena ada kegiatan yang mengisi waktu agar tidak bosan di rumah. Bahkan dirinya sangat senang karena diajarkan banyak hal oleh kakak-kakak mahasiswa Untidar (ang/aha)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)