Ini Dia Jejak Sejarah Zending di Gereja Kristen Jawa Magelang

GKJ Bayeman Magelang, tanpa keterangan tahun (foto: dok Eva Mentari Christoph)

Magelang. Gereformeerde Pastorie en Kerk
Foto F.M., tanpa keterangan tahun (Koleksi : Fotocollectie Spaarnestad Onderwerpen)

Mengutip dari buku berjudul ‘Selayang Pandang Perjalanan GKJ Magelang 1924-2008, hari jadi ke 84’ bahwa pada pertengahan tahun 1859, pemerintah Hindia Belanda mendirikan sekolah Zending, yakni sekolah-sekolah yang mempunyai tujuan penyiaran agama Kristen Protestan.

Sekolah tersebut yakni “Nederlandsche Gereformeerde Zendingsvereeniging” yang didirikan di Jawa Tengah. Dengan dikabulkannya permohonan Zending tersebut yaitu untuk membuka sekolah Kristen dan Pekabaran Injil (PI) yang dirintis oleh Dr. D Bakker Sr pada tahun 1910, maka jemaat di Amsterdam mulai bersiap-siap mengatur perencanaan dan utusan yang diberi tugas untuk melaksanakan PI dan masalah pendidikan Kristen. Permohonan PI sudah di ajukan sejak tahun 1890 dan dimulai di Surakarta.

Setelah melalui berbagai perjuangan selama 20 tahun, barulah dikabulkan pada tahun 1910. Pada tahun 1911 untuk menindaklanjuti ijin tersbut maka jemaat di Amsterdam (Middelburg) memanggil D.S. ART MARKELIJN yang semula yang menjadi Pendeta di Jemaat Schoodijke.

Pada 25 Mei 1911 beliau ditetapkan menjadi Pendeta Utusan (missionair predikant) dan dikirim ke tanah Jawa. Pada bulan Februari Markelijn tiba di Jogjakarta dan selama beberapa hari mempersiapkan diri untuk bertugas di Magelang dan sekitar wilayah Kedu.

Pada 3 September 1912 beliau telah berada di Magelang tepatnya di Kampung Jambon untuk segera melaksanakan tugas. Dengan kedatangan Markelijn tersebut maka di mulailah pelaksanaan kebaktian, meski pada saat itu belum memiliki gedung gereja untuk kebaktian.

Akhirnya kebaktian di laksanakan di rumah Markelijn di Jambon yang diikuti oleh sekitar 7-10 orang jemaat. Pada tahun 1913 dengan semakin banyaknya pengikut maka di sebelah rumah Markelijn dibangunlah brak dari bambu yang difungsikan untuk ibadah setiap hari minggu.

Seorang pendeta sedang memberikan khotbah di dalam gereja, tanpa tahun. (foto: fb KOTA TOEA MAGELANG)

Selain itu juga tempat tersebut juga dipergunakan untuk kursus bahasa Belanda dan pertemuan-pertemuan lainnya. Di dalam misinya DS A Markelijn selalu berupaya untuk mengenal lingkungan dan mengadakan pendekatan dengan semua pihak termasuk Jemaat Kerasulan.

Makin banyaknya orang2 yg senang menerima berita keselamatan yang dibawakan oleh Markelijn dan adanya kursus bahasa Belanda maka hal ini semakin menumbuhkan keinginan untuk mendirikan sekolah Kristen sebagai salah satu sarana PI.

Pada 2 September 1913 telah dibuka HCS (Hollandsch-Chineesche School atau Sekolah Cina-Belanda, sekarang SMK Wiyasa) di Jl. Tidar 36, kemudian HJS met de Bijbel (Hollandsch-Javansche School, sekarang SD Cacaban 4) di Kejuron dan Christelijke Schakelschool di Kemirikerep 33 (sekarang SD Kristen 1 Kemirikerep).

Dengan dibukanya sekolah tersebut maka perkembangan jemaat Kristen Jawa semakin maju, sehingga brak yang dibangun sebagai sarana tempat ibadah sudah tidak dapat menampung umat lagi. Maka di upayakanlah untuk meminjam gedung sekolah di Kejuron atau di Jl. Tidar 36 sebagai tempat ibadah.

Setelah melewati masa-masa yang panjang maka pada tanggal 7 Maret 1921 secara resmi dibukalah gereja di Jl. Bayeman 46 (skrg jl. Tentara Pelajar) dengan 2 lantai. Lantai 1 untuk kantor Zending dan lantai 2 untuk ibadah kebaktian. Dan gereja tsb diperuntukkan untuk jemaat Belanda dan Jawa. Secara resmi gereja ini bernama GEREFORMEERDE KERK.
Magelang. Gereformeerde Pastorie en Kerk
Foto F.M., tanpa keterangan tahun (Koleksi : Fotocollectie Spaarnestad Onderwerpen)

Bangunan gereja itu sendiri pada lantai 1 seolah-olah seperti berada di bawah tanah karena memang tempat berdirinya gereja ini ada pada kontur tanah yang lebih rendah dari jalan raya di depannya.

Sedangkan posisi lantai 2 sejajar dengan jalan raya. Yang unik pada samping kanan dan kiri gereja terdapat tangga dari pekarangan sebelah lantai 1 yang berfungsi sebagai tangga naik menuju pintu masukgereja yang ada di lantai 2.

GKJ Bayeman saat ini.

Tapi sayangnya tangga sebelah kanan/utara sudah dibongkar untuk pembangunan gedung serba guna [GSG]. Pada tahun 1943 karena adanya gempa maka menara yang ada di fasad gereja runtuh. Dalam perbaikan berikutnya menara tersebut tidak dibangun kembali sehingga gereja ini tanpa menara. Kini gereja ini bernama Gereja Kristen Jawa [GKJ].
(bgs)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)