Dies Natalis ke-42 Untidar, Rektor Siap Tuntaskan PR
KOTA MAGELANG (wartamagelang.com) – Rektor Prof Dr Mukh Arifin siap menuntaskan pekerjaan rumah dalam memajukan Universitas Tidar (Untidar) Magelang. Terlebih dalam menyongsong era digital dan ditengah tantangan adanya pandemic covid-19.
Hal ini diungkapkan Rektor Prof Dr Mukh Arifin, Kamis (20/05/2021) usai sidang Senat Terbuka Dies Natalis ke-42 Universitas Tidar (Untidar) Magelang di Gedung dr HR Suparsono. Dalam kesempatan tersebut, juga diresmikan bangunan gedung di komplek Untidar, yakni Gedung dr HR Suparsono.
Juga launching karya batik Arga Carita, pementasan sendratari ‘Jawis Kolo Tidar’, launching maskot Untidar Adhi Cantaka dan juga permainan angklung seluruh tamu undangan.
Menurut Rektor, dari sisi jumlah mahasiswa yang terus tumbuh, maka sarana dan prasarana harus mengikutinya.
Selain itu, kata Rektor, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu juga mengalami peningkatan sangat dahsyat.
“Oleh karena itu SDM, dosen, peneliti dan teman-teman staf administrasi harus bisa mengikutinya,” kata Rektor.
Rektor mengakui, banyaknya jumlah kelompok umur dengan usia kuliah, namun tidak diimbangi mendapatkan kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi.
Kehadiran Untidar ini, menurut Rektor, diharapkan dapat menampung para generasi muda bangsa berkesempatan menempuh pendidikan tinggi.
“Di usia yang ke-42, diharapkan Untidar akan semakin mapan, sejajar dengan perguruan tinggi lainnya. Keberadaannya juga diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk dapat menimba ilmu di dunia pendidikan tinggi,” bebernya.
Wali Kota Magelang dr Muhammad Nur Aziz dalam kesempatan tersebut mengaku siap membantu Untidar dalam mewujudkan kemajuan, terutama dalam pengembangan kampus di Kota Magelang.
“Kita siap membantu. Jika ada yang dibutuhkan, kita siap. Terutama di Kampus Sidotopo. Karena siapa tahu, kedepan kita berkantor berdekatan di Sidotopo,” kata Wali Kota Aziz sambil tertawa.
Humas Untidar Kusumo Wardani menyebutkan, produk batik Arga Carita mengandung makna gunung bercerita. Batik ini, kata Dani (panggilan akrab Kusumo Wardani-red), mengandung filosofi keberadaan Untidar yang dikelilingi gunung, seakan gunung-gunung yang melingkari tersebut berkisah dan bercerita bersama Kampus Untidar.
“Dalam batik tersebut terdapat motif berbentuk segi empat, yang melambangkan figur yang kokoh. Warna yang berbeda menunjukkan dinamika. Kokoh terhadap dinamika. Bentuk segitiga melambangkan mata pena, sebagai senjata utama seorang pembelajar. Siluet elang adalah lanbang Untidar. Segitiga bergandengan melambangkan gunung-gunung yang mengelilingi Kota Magelang, tempat Untidar berada,” sebutnya.
Sedangkan untuk maskot Adhi Cantaka, kata Dani, dari kata Adhi berarti super dan Cantaka yakni burung. Maskot ini, menurutnya, dalam filosofinya bahwa memiliki kekuatan lebh untuk mengangkasa, untuk menuju ke cita-cita (terbang menggapai cita-cita).
“Untuk karya batik, dibuat oleh Dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, M Daniel Fahmi Rizal,” ungkapnya (coi/aha)