Coret Peserta Jelang Pertandingan Dimulai, Panpel Borobudur Cup II Championship 2024 Diprotes Keras

TETAP SEMANGAT : Skuad SSB Mataram Utama Jogjakarta tetap semangat pemanasan menjelang pertandingan Borobudur Cup II Championship 2024 meski harus kehilangan satu pemain kuncinya akibat keputusan Panpel yang terkesan plin plan (Dok Istimewa)

MAGELANG (wartamagelang.com) Sebanyak 72 tim sepakbola dari sekolah sepakbola (SSB) berbagai daerah mengikuti turnamen tingkat nasional Piala Borobudur Cup II Championship 2024. Gelaran turnamen nasional ini dilaksanakan di Stadion Gemilang, Kabupaten Magelang, Jumat-Minggu, 5-7 Juli 2024.

Sayangnya, saat turnamen hari pertama, Jum’at (5/07/2024) pertandingan yang mempertemukan SSB Mataram Utama Jogjakarta dan Putra Mandiri Magelang menuai protes. Protes keras dilayangkan kepada Panpel, setelah salah satu pemain dari SSB Mataram Utama Jogjakarta, diminta keluar lapangan sesaat sebelum peluit babak pertama dimulai.

Manager Mataram Utama Jogjakarta Ryan, menyayangkan sikap panitia pelaksana (Panpel) Piala Borobudur Cup II Championship 2024, karena mendadak mencoret salah satu pemain SSB Mataram Utama.

“Anak-anak ini kan masih 10 tahun jadi sikapnya masih terlalu emosional. Begitu tahu dia diusir dari lapangan, bayangkan sedihnya seperti apa. Ini bukti kalau panpel tidak melihat-lihat dulu sebelum mengambil sikap,” kata Ryan kepada wartawan, Sabtu (6/7/2024).

Ryan mengaku tidak diberitahu, alasan panpel mengusir salah satu pemain yang masih berusia 10 tahun itu dari lapangan.

“Tanpa koordinasi dengan kami, panpel meminta wasit agar mengeluarkan salah satu pemain kami dari lapangan. Benar-benar buat tekanan mental buat anak kalau seperti ini,” tandasnya.

Ryan menjelaskan, alasan panpel mengusir salah satu anak didiknya itu terjadi di babak penyisihan, antara SSB Mataram Utama Jogjakarta saat berjumpa dengan Putra Mandiri Magelang.

“Anak ini memang sebelumnya jadi anak didik Putra Mandiri, tapi sudah keluar. Nah, masalahnya dia bisa masuk di SSB Mataram Utama tapi didaftarkan juga di SSB lain, tanpa sepengetahuan orangtua dari anak ini,” ucapnya.

Tidak hanya manager, orangtua pemain SSB Mataram Utama pun melontarkan protes keras terhadap panpel Piala Borobudur Cup II Championship 2024.

“Yang saya sayangkan kenapa SSB selain Mataram Utama kok mencamtumkan nama anak saya tanpa persetujuan orangtua. Kasihan anak saya, benar-benar down setelah diusir dari lapangan,” kata Widya Setiawan, orangtua anak SSB Mataram Utama.

Menurutnya, putranya tersebut didaftarkan dan masuk dalam skuad utama SSB Mataram Utama. Saat itu, Panpel sudah menyetujui soal komposisi skuad SSB Mataram Utama.

“Tiba-tiba jelang beberapa detik sebelum main anak saya diminta keluar. Jelas kami tersinggung dan protes kepada panpel. Ini bukti ketidakprofesionalan mereka menggelar kompetisi tingkat nasional seperti ini,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Piala Borobudur Championship CUP II, Budi Yono menyadari ada kesalahan saat pertandingan mempertemukan Mataram Utama dan Putra Mandiri. Di mana saat itu, nama salah satu pemain muncul di dua SSB tersebut.

“Kita mendapatkan protes dari SSB lain, kalau ada anak yang terdaftar di dua SSB. Sesuai aturan maka kami diskualifikasi,” ucapnya.

Meski demikian, Budi Yono mengaku telah meminta maaf kepada semua pihak, terkait insiden tersebut. Kebijakan ini, lanjut dia, terpaksa dilakukan agar kompetisi tetap bisa berjalan sesuai prosedur.

“Memang kami akui soal data pemain ini begitu banyak, sehingga terjadi kealpaan saat penginputan. Ini jadi catatan kami ke depan, untuk terus mengevaluasi sehingga bisa menyelenggarakan event yang lebih baik lagi,” akunya (ang/aha)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)