Bimtek ”Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Melalui Budidaya Porang yang Tepat serta Penggunaan Benih Bermutu dan Berserifikat” di Magelang

Foto: Freddy Uwek/wartamagelang.com

Penyerahan bantuan benih bermutu dan bersertifikat kepada kelompok petani. Foto: Freddy Uwek/wartamagelang.com

Magelang (wartamagelang.com) – Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI menyelenggarakan Bimbingan Teknis ”Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Melalui Budidaya Porang yang Tepat serta Penggunaan Benih Bermutu dan Berserifikat” pada hari Sabtu, 25 September 2021. bertempat di Hotel Atria Kota Magelang.

Acara bimtek ini juga difasilitasi oleh anggota Komisi IV DPR RI, Vita Ervina, SE., MBA.

Acara diawali dengan sambutan pembukaan kegiatan pelatihan oleh Kepala Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Ir. Warjito, M.Si. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Dinas Pertanian Kabupaten Magelang,yang diwakili oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Ibu Ade Sri Kuncoro Kusumaningtyas, S.P., M.M.A.

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan Edi Darmanto, SP. Dan kemudian pengantar sekaligus pembukaan kegiatan Bimbingan Teknis oleh Anggota Komisi IV DPR RI Vita Ervina, SE., MBA.

Dalam sambutannya, Ir. Warjito, M.Si. menjelaskan bahwa peningkatan SDM khususnya disektor pertanian mutlak dilakukan.

“Kalau ekspor pertanian naik, pendapatan juga naik, dan Jawa Tengah mendapat penghargaan karena ekspor pertanian nomer 1 tahun ini, ” kata Warjito.

Warjito menambahkan, peningkatan pendapatan petani hrus naik, HPP sudah ada, stabilisasi harga sudah dilakukan, semngat petani harus naik.

‘Penggunaan pupuk organik juga dalam rangka kampanye mengurangi penggunaan pupuk kimia. Sehingga kesuburuan tanah lahan pertanian tetap terjaga. Banyak negara maju pertaniannya, sudah beralih ke pertanian organik, selain sehat dan bermutu tinggi, juga ada nilai tambah bagi komoditas pertaniannya,” ujar Warjito.

Warjito menjelaskan, menurut roadmap pertanian harus memproduksi padi kurang lebih 55 juta ton tahun ini, dan jagung 23 juta ton, maka penggunaan benih bersertifikat harus dilakukan.

“Dan saat ini dalah Bimtek Porang, yang saat ini menjadi primadona baru dalam pertanian terutama petani milenial, peluangnya masih sangat besar, ” katanya.

Penyerahan bantuan benih bermutu dan bersertifikat kepada kelompok petani. Foto: Freddy Uwek/wartamagelang.com

Bimbingan Teknis ”Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Melalui Budidaya Porang yang Tepat serta Penggunaan Benih Bermutu dan Berserifikat” pada hari Sabtu, 25 September 2021. Foto: Freddy Uwek/wartamagelang.com

Disisi lain, Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDIP, Vita Ervina SE. MBA.  mengatakan, Pemerintah juga terus menerus memberikan dukungan program bantuan yang langsung menyentuh dan berpihak kepada petani, mulai dari sisi hulu hingga pasca panen, seperti penyediaan benih unggul, pengendalian OPT, Alsintan, Sarpras, asuransi usaha pertanian, subsidi pupuk hingga KUR.

“Bimtek kali ini adalah, bagaimana kita dapat menggunakan benih bermutu dan bersertifikat, serta bagaimana cara yang benar dalam berbudidaya porang dan pemasarannya., “ kata Vita.

Vita menambahkan, Berbicara tanaman pangan tentu ini menyangkut hajat hidup seluruh masyarakat, makanan pokok masyarakat Indonesia yaitu padi, jagung, dan sagu, merupakan jenis komoditas yang tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari. Komoditas pangan merupakan komoditas strategis, dimana pemenuhannya harus senantiasa tersedia bagi masyarakat.

“Penting bagi petani untuk mulai menggunakan benih-benih tanaman pangan yang bermutu sebagai strategi awal agar bisa mendapatkan hasil komoditi yang berkualitas dan produktivitas yang meningkat,” tambah Vita.

Vita mengatakan, isu kebutuhan, ketersediaan dan produksi pangan utama tentunya menjadi faktor penting laju inflasi. Yang terus harus mendapat perhatian adalah ketika panen raya, bagaimana hasil komoditi dapat terserap dengan harga jual yang terjaga, maupun jika sebaliknya produktivitas menurun, ada intervensi distribusi maupun operasi pasar, tanpa impor yang berlebihan.

“Berbagai program diversifikasi pangan saat ini masih terus dilakukan, agar masyarakat mulai mencoba alternatif lain selain beras sebagai makanan utama pokok. Seperti yang saat ini sedang ramaidibicarakan dan dicari, “Porang” juga dapat diolah menjadi shiratake, makanan sehat ala Jepang pengganti nasi. Maka nanti oleh Narsum juga akan dipaparkan terkait budidaya dan pemasaran tanaman porang,” ujar Vita.

Dalam beberapa tahun ini, kata Vita, porang sebagai komoditas alternatif tanaman pangan menjadi salah satu komoditas yang sedang naik daun. Porang banyak tersebar di Pulau Jawa, karena kontur tanah dan iklim di wilayah Jawa paling cocok untuk pertumbuhannya. Seperti contoh di Kabupaten Magelang, saat ini sudah banyak petani yang membudidayakan tanaman porang karena faktor harga jual yang cukup menjanjikan.

“Untuk itu, Pemerintah melalui berbagai program bantuan terus menerus melakukan akselerasi peningkatan produksi pangan agar mencapai target yang diharapkan.” Pungkas Vita. (wq)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)