Biak sebagai Pangkalan Militer Rusia: Potensi atau Ancaman?

Yohanes Ivan Adi Kristianto

Penulis merupakan Dosen di FISIPOL dan ketua Centre of Politics and International Studies (POLIS), Universitas Tidar

 

SEBUAH artikel dari Janes berjudul Indonesia mulls options after Russia seeks access to air force base menggulirkan wacana penempatan pangkalan angkatan udara sekaligus stasiun antariksa Rusia di Biak, Papua. Dikatakan, Menteri Pertahanan Republik Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin telah bertemu dengan otoritas pertahanan Rusia.

Mengandaikan tawaran Rusia itu memang benar adanya, Indonesia perlu mempertimbangkan serius. Mengapa?

Posisi Tawar dan Kejelasan Politik Luar Negeri

Diangkatnya wacana ini bisa dijadikan alat tawar dengan Amerika Serikat (AS) yang baru-baru ini menetapkan tarif impor komoditas dari Indonesia. Rusia, meskipun Trump dan Putin dikenal mempunyai hubungan relatif cukup baik, mencatat sejarah panjang ketidakcocokan dengan AS.

Apalagi, lokasi penempatan berdekatan dengan Freeport, perusahaan asal AS yang memberikan keuntungan besar bagi Negara Paman Sam. Jadi, isu ini bisa menjadi amunisi di meja perundingan dengan Trump.

Kedua, mengizinkan angkatan udara Rusia di Biak memperjelas posisi Indonesia yang selama ini diragukan. Politik bebas aktif yang seringkali diartikan ketidakberpihakan pada blok tertentu. Namun, sikap ini sempat merugikan Indonesia sendiri.

Sebagai contoh, alih-alih menunjukkan netralitas dengan membeli Sukhoi, AS mengembargo Indonesia dalam pembelian alutsista. Kejelasan posisi, saya prediksi, akan memuluskan pembelian alutsista dengan Rusia.

Bumerang dan Rahasia Negara

Meski memiliki dua implikasi positif, Indonesia perlu sangat berhati-hati dan mempertimbangkan agar isu ini tidak menjadi bumerang. Pertama, menempatkan tentara Rusia yang adalah keputusan krusial dapat dianggap menantang AS. Berbeda dengan China yang membalas menggunakan kekuatan ekonomi, pemakaian kekuatan politik dan militer memiliki resistensi yang lebih besar.

Kedua, kerahasiaan militer TNI AU juga riskan, meskipun alternatif yang ditawarkan sebatas kerjasama antariksa, bukan penempatan pangkalan militer. Bukan tidak mungkin intelijen Rusia menembus kerahasiaan yang ada di pangkalan TNI AU Biak.

Dibanding mengusik Biak, kedua negara perlu mempertimbangkan daerah potensial lain relatif jauh dari pangkalan TNI. Selain itu, pemerintah hendaknya mewaspadai isu ini agar tidak bergulir liar, mengingat lanskap politik global masih menyesuaikan diri terhadap manuver Trump (**)

 

*Isi diluar tanggungjawab redaksi. Tulisan merupakan tanggungjawab penulis sepenuhnya (Red)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)