Ubah Barang Bekas jadi Bernilai, Dinsos Latih Disabilitas

Banyaknya barang bekas, menginspirasi Dinas Sosial Kota Magelang untuk mengolah kembali menjadi benda yang memiliki ekonomis. Tak hanya itu, sebagai peserta pelatihan, Dinsos memberdayakan para penyandang disabilitas.

Bertempat di aula Panti Asuhan Mayu Dharma Putra Jl. Diponegoro, sebanyak 20 orang mengikuti Pendidikan dan Pelatihan bagi Penyandang Cacat dan eks Trauma 21-23 September 2020. Para penyandang disabilitas itu yakni tunarungu, tunagrahita dan tunadaksa.

Pelatihan selama 3 hari itu dibuka oleh Kepala Dinas Sosial Kota Magelang Dra. Wulandari Wahyuningsih, M.M, Senin (21/09/2020).

“Di kota Magelang memiliki sekitar 300-an disabilitas. Untuk meningkatkan SDM mereka, tak hanya cukup dengan kata-kata, perlu dengan pendidikan dan pelatihan,” tutur Wulandari.

Untuk melatih para peserta, sebanyak 2 pengajar dihadirkan, yakni Hadi Priyatno dan Budi Susilo. Barang bekas yang diolah yaitu beruoa botol minuman ringan, air mineral dan galon air mineral.

Hasil pelatihan peserta.


Ada 3 pelatihan yang diajarkan yakni membuat tanaman bunga, bonsai dan bunga tempel. Peralatan yang digunakan pun cukup mudah yaitu gunting, cat warna-warni dan alpobostik (alat potong botol plastik).

Alpobostik ini sangat memudahkan untuk mengolah botol-botol bekas tersebut menjafi kreasi karya beraneka macam. “Alpobostik ini pernah ikut lomba Inobel (Inovasi pembelajaran) tahun 2018 tingkat propinsi Jawa Tengah dan meraih juara 2,” ungkap Budi Susilo.

Alat seharga 500 ribu ini semacam solder tapi sudah dimodifikasi dan bisa untuk memotong plastik. Untuk pemanas digunakan kawat nikelin dengan bagian pegangannya menggunakan cor-coran semen sebagai peredam panas.

Sebelumnya, Dinsos juga mengadakan pelatihan membuat wayang karton bagi penyandang disabilitas.

“Menambah pengetahuan dan ketrampilan anak-anak penyandang disabilitas. Yang kemarin ikut pelatihan wayang, sebagian ikut kegiatan ini untuk mengasah bakat terpendam mereka,” imbuh Kabid. Rehabsos dan Dayasos, Ibu Ngatmini, SE.

Sementara itu pengajar lainnya Hadi Prayitno berharap, pelatihan ini bisa menambah nilai barang-barang bekas. Selain itu bisa untuk mengurangi sampah.
“Dengan mengolah barang bekas, bisa mengurangi sampah dan menambah nilai jual,” kata Hadi.

Salah seorang peserta, Herry Susanto, awalnya cukup kesulitan dalam berkreasi membuat olahan barang bekas. Tapi berkat kesabaran dari pengajar, dirinya berhasil membuat hiasan dinding sederhana berupa bunga dan potnya berbahan bekas botol plastik.

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)