Anak-anak, Ibu Hamil Hingga Lansia Jadi Prioritas Pengungsi

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edi Susanto (Dok Prokompim Kab Magelang)

MAGELANG (wartamagelang.com) Naiknya status Gunung Merapi menjadi siaga level III langsung disiasati Pemkab Magelang. Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, scenario pengungsian dengan prioritas pengungsi pun telah ditetapkan.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto, Kamis (5/11/2020) menyebutkan, prioritas pengungsian adalah kelompok rentan seperti anak-anak, orang tua, ibu hamil, orang sakit, penyandang disabilitas. Kendaraan dari desa, kata Edy, dipastikan siap dan desa penyangga yang akan menerima juga sudah siap.

“Pastikan kendaraan siap dari desa. Mengungsinya di mana harus sudah siap desa penyangganya. Mau datang malam ini atau besok, harus siap ketika akan dievakuasi,” katanya.

Edy menuturkan, pihaknya pun telah menyiapkan tempat evakuasi sesuai protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 jika sewaktu-waktu pengungsian akan dilaksanakan. Bahkan pihaknya, kata Edy, akan melaksanakan rapid test kepada pengungsi untuk model antar keluarga atau family to family.

Edy menerangkan, untuk kelompok rentan seperti anak-anak, orang tua, ibu hamil, orang sakit dan penyandang disabilitas, akan didahulukan rapid test. Rencananya, di tempat pengungsian, setiap keluarga dijadikan satu dan dengan keluarga yang lain dipisahkan dengan sekat-sekat pembatas untuk menjaga jarak.

“Desa Penyangga sudah siap, tetapi diantisipasi kekurangannya, mau ditempatkan di mana. Kalau family to family pastikan tidak ada resistensi. Tadi Kadinkes, sudah menyiapkan untuk mekanisme rapid bagi para pengungsi. Pengungsi tak semua dirapid, maka diberikan data pilah, supaya kita tahu kelompok rentannya berapa. Kelompok rentan didahulukan untuk melakukan rapid,” tuturnya.

Edy menyebutkan, pihakya pun telah meminta pihak desa agar KK dipetakan. Sehingga, kata Edy, saat di tempat pengungsian satu keluarga dijadikan satu dan antar keluarga diberikan partisi atau penjaga jarak. Untuk evakuasi ternak, menurutnya, lurah atau kepala desa sudah dikoordinasikan. Desa penyangga akan menyiapkan tempat terbuka untuk menampung hewan terna

“Antar keluarga dibuat partisi, pemberi jarak, agar tak perlu ruangan panjang tapi ditutup dengan partisi. Partisi sudah pesan karton. Segera mengeksekusi pembelian karton pasang. Desa penyangga menyiapkan tempat, tempatnya terbuka. Untuk yang hewan menunggu dinas peterikan, di bawah kendali bagian perekonomian menata evakuasi hewan. Tempatnya sudah ada di lapangan, tapi belum ada kandangnya. Anggaran disediakan pemerintah,” urainya.

Edy menambahkan, saat ini, kurang lebih ada 19 desa di KRB III di Kabupaten Magelang dan dua desa dari wilayah Kabupaten Boyolali. Desa-desa tersebut, kata Edy, berpasangan dengan 42 desa aman sebagai penyangga. Sementara itu, TEA berjumlah 27 tempat. Gedung-gedung publik juga disiapkan untuk menampung pengungsian (coi/aha)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)