Taj Yasin Kampanyekan Membatik Ramah Lingkungan Dalam Rangka Hari Batik Nasional 2021
SEMARANG (wartamagelang.com) – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membiasakan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungannya untuk mengenakan Batik. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, saat membuka acara perayaan Virtual Hari Batik Nasional 2021, Batik : Karsa Adhikari, gelaran Unesco-Citi Indonesia, Sabtu (02/09/2021).
“Kami Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, sudah mengajak kawan-kawan ASN di Lingkungan Pemprov Jateng untuk mengenakan Batik. Setiap Selasa kita ajak kawan-kawan ASN memakai Batik lurik. Hari Rabu, memakai (kemeja) Batik. Hari kamis pakai baju adat, namun ada modifikasi, pakaian adat dengan motif Batik. Ternyata bisa lebih berwibawa lagi, lebih keren lagi,” kata Taj Yasin.
Taj Yasin menambahkan, ajakan untuk mengenakan Batik di lingkungan kantor Pemprov Jateng tersebut sebagai wujud dukungan terhadap budaya Indonesia.
Apalagi, lanjutnya, Batik sudah diakui oleh Unesco sebagai bagian dari Indonesia mengenai Warisan Budaya Tak Benda. Bentuk kebanggaan terhadap Batik salah satunya dapat dilakukan adalah dengan mengenakannya.
“Maka mengenakan Batik ini adalah sebagai bentuk rasa bangga akan warisan nenek moyang yang telah mendunia,” tambahnya dalam rilis Humas Provinsi Jawa Tengah yang diterima oleh wartamagelang.com.
Pada momen tersebut, Taj Yasin juga menyampaikan kalau Batik saat ini sudah memiliki pangsa pasar yang bagus di level nasional maupun internasional. Dia menilai, hal tersebut dapat terus ditingkatkan mengingat banyak anak muda yang kini mulai gemar mengenakan batik.
Menurut Taj Yasin, dengan mengenakan Batik, masyarakat juga dapat mempelajari filosofi ajaran nenek moyang melalui corak dan motif batik itu sendiri.
Namun, meski demikian Taj Yasin juga mengingatkan kepada pengrajin dalam industri batik agar tetap memperhatikan aspek lingkungan hidup. Dia menandaskan, persoalan limbah harus bisa dikelola dengan baik.
Seperti banyak diketahui, perkembangan dunia tekstil sudah sangat maju. Berbagai inovasi pewarnaan kain juga mengalami kemajuan menarik, salah satunya pewarnaan yang lebih ramah lingkungan. Kini mulai banyak pengrajin kain yang menggunakan tehnik pewarnaan alami. Selain bisa menjadi salah satu solusi mengurangi pencemaran dari limbah batik, cara ini juga menjadi bagian dari pelestarian Tehnik membatik tradisional.
Kehadiran pewarna kimia yang lebih praktis dan jauh lebih murah membuat para pengrajin dan industri kain meninggalkan pewarna alami. Sejak itu serbuan limbah kain, termasuk kain batik, mulai tidak terhindari. Limbah pewarna kain hingga saat ini masih menjadi masalah lingkungan yang belum tuntas terarasi, termasuk di Jawa Tengah.
Untuk itu, pada peringatan Hari Batik Nasional tahun ini Taj Yasin berharap para pembatik bisa kembali memanfaatkan tehnik pewarnaan alami untuk menyelamatkan alam.
“Untuk menghindari limbah yang berlebihan, maka ayo, kita buat batik dengan bahan pewarna alami, agar lebih ramah lingkungan,” tutupnya. (wq)