Pembukaan Festival Lima Gunung ke XX di Sumber Air Tlompak
Magelang (wartamagelang.com) – Pembukaan Festival Lima Gunung ke XX tahun 2021 hari ini dilaksanakan di sumber air Tlompak, Dusun Gejayan, Desa Banyusidi, Pakis, Kabupaten Magelang. Acara pembukaan dimulai sekitar pukul 14:00 WIB hari Jumat, 21 Mei 2021, diawali dengan proses kirab “mbisu” dari gapura sumber air Tlompak yang berada dipinggir jalan, menuruni tebing setinggi 30 meter melalui undak-undakan. Prosesi kirab dipimpin oleh Alip, juru kunci ditempat tersebut, dan diikuti oleh sekitar 50 orang peserta.
Setelah sampai dibawah, tepatnya di depan sepasang sumber air Tlompak, yaitu Kyai Singo Barong dan Nyai Singo Barong. Mereka semua bersimpuh didepan kedua mata air itu dan kemudian sang juru kunci melantunkan doa, dan diteruskan dengan tembang macapat diiringi rebab, kenong dan seruling. Setelah itu bergantian para tokoh dan sesepuh komunitas lima gunung mulai bergantian “sesuci” dengan air dari dua mata air tersebut, dipandu oleh pranata cara dalang Sih Agung.
Kemudian acara dilanjutkan di tempat lapang yang berlokasi lebih kebawah, dimana tempat itu telah dipasangi instalasi seni “cakra” dari janur aren. Cakra bermakna senjata milik Kresna yang begitu dilepas akan berputar, seperti filosofi hidup yang selalu berputar. Hal ini disinggung oleh Riyadi pada pidatonya sebagai ketua panitia Festival Lima Gunung ke XX 2021. Sedang pidato kebudayaan pembuka pertama adalah Supadi sebagai Presiden Lima Gunung saat ini, dimana ia memperkenalkan tema Festival Lima Gunung tahun ini yaitu “Hari Peradaban Desa”, yang mana Festival Lima Gunung ke XX 2021 ini, akan dilaksanakan selama dua bulan, dengan tetap menjalankan prokes ketat dan secara hybrid.
Kemudian acara dilanjutkan dengan pembacaan puisi oleh Lie Thian Hauw (Haris Kertorahardjo), yang membacakan puisi berjudul “Matematika Air Desa”. Dalam pembacaan puisi itu sekaligus para seniman Lima Gunung melakukan performance art dengan diiringi puisi dan musik dari seruling, bende dan rebab.
Kolaborasi performance art berikutnya dilakukan oleh Sitras Anjilin dan Ismanto, dengan diselingi pidato budaya oleh mereka berdua. dan sebagai penutup adalah pidato kebudayaan oleh Budayawan Sutanto Mendut, yang juga Emeritus Presiden Lima Gunung.
Budayawan Sutanto Mendut mengatakan bahwa tema “Hari Peradaban Desa”, ini sekaligus sebagai tema untuk pemaknaan penyelenggaraan kegiatan Festival Lima Gunung ke XX 2021. Ia berkata bahwa peradaban dimulai dari desa, semua filsafat berasal dari desa, semua kebudayaan basicnya dari desa. Ia menyebut peradaban desa sebagi kemurnian ciptaan Allah yang tak boleh dilupakan manusia. (wq)