“Srimara” Musik dan Tari Asal Meksiko Turut Memeriahkan Hari Keempat FLG XXIII

Yuliana dan Victor dari Meksiko mementaskan "Srimara" pada Festival Lima Gunung XXIII hari keempat, Kamis (28/9/2024). Foto: Muhammad Rizki Adhi/wartamagelang.com

Yuliana dan Victor dari Meksiko mementaskan “Srimara” pada Festival Lima Gunung XXIII hari keempat, Kamis (28/9/2024). Foto: Muhammad Rizki Adhi/wartamagelang.com

Magelang (wartamagelang.com) – Seniman asal Meksiko Yuliana dan Victor turut serta memeriahkan Festival Lima Gunung XXIII hari keempat, Kamis (28/9/2024). Bertempat di di Sanggar Saujana, Dusun Keron, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, lagu dan tarian tersebut baru ditampilkan tiga kali di Indonesia.

Sebelum menampilkan aksinya, Victor menjelaskan mengenai penampilan yang akan ditampilkan. Makna dari “Srimara” sendiri yaitu berbicara tentang alam dan laut, serta bagaimana manusia berkomunikasi dengan alam.

“Srimara berasal dari Suku Meksiko Utara. Tarian sama musiknya agak pelan, syahdu, karena mereka tinggal di pinggir laut. Isinya sesuai dengan gerakan ombak,” ujarnya.

Berdasarkan pernyataan Yuliana ketika di atas panggung, di Meksiko Utara setiap tarian memiliki gerak yang bebas sesuai dengan alam, lingkungan, dan suasana. Untuk karakter tari dan musiknya, Meksiko hampir mirip dengan di Indonesia yang setiap daerahnya memiliki ciri masing-masing.

Pada penampilannya, Yuliana menggunakan busana dan tata rias yang cukup sederhana namun tetap terlihat memukau. Meskipun lagu menggunakan Bahasa Meksiko namun mampu menarik antusias penonton. Penonton ikut bertepuk tangan pada salah satu bagian lagu.

Lagu yang dibawakan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi karena pemain suling harus menyesuaikan irama nada suling dan suara. Selain itu, kesulitan lagu tersebut juga berasal dari alat musik dan asal lagunya. Sehingga membutuhkan waktu latihan yang cukup lama.

“Suling yang saya bawakan suling barat. Sedangkan bangsa yang menciptakan lagu ini bangsa asli Meksiko. Jadi musik mereka dan nada mereka tersendiri dan unik. Kita harus mencocokkan dua-duanya,” terang Victor.

Yuliana mengetahui Festival Lima Gunung karena telah mengenal komunitasnya yaitu Komunitas Lima Gunung.

“Saya tau tentang Komunitas Lima Gunung, tetapi yang mengundang saya adalah Victor. Dia lebih lama di Indonesia,” ujar Yuliana.

Berbeda dengan Yuliana, Victor mengetahui Festival Lima Gunung lewat jaringannya.

“Saya tau dari komunitasnya Mas Cipto, mereka menghubungi saya. Kalo  tidak salah termasuk panitia juga. Sebagian besar jaringan saya itu lewat Mas Cipto,” pungkasnya. (mg6/mg7/mg8/wq)

Penulis:

Annisa Eka Putri

Fauziah Dwi Febriyanti

Muhammad Rizki Adhi

Editor: Freddy Sudiono Uwek

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)