Sakit Hati Sering Dicela dan Dibanding-bandingkan, Jadi Motif Suami Tega Habisi Istrinya
MAGELANG (wartamagelang.com) – Kasus pembunuhan korban perempuan yang jasadnya ditemukan di kolam untuk merendam bambu di Desa Krasak, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang berhasil diungkap. Pelaku pembunuhan tidak lain adalah suaminya sendiri, S, 44, warga Dusun Karangnyar Desa Krasak Kecamatan Salaman.
Kapolresta Magelang Polda Jawa Tengah Kombes Pol Mustofa, didampingi Kasat Reskrim Kompol Rifeld Constantien Baba, dan Kasihumas AKP Prapta Susila, saat memimpin Konferensi Pers di Ruang Media Center Mapolresta setempat, Selasa (09/01/2024), mengatakan, pihaknya sudah berhasil mengungkap kasus tersebut.
Kapolresa menuturkan, kronologi peristiwa, pada hari Jum’at (15/12/2023) sekitar pukul 22.00 WIB, korban, Andriyani, 50, dengan diantar oleh anak kandung korban datang ke rumah tersangka S, 44, yang merupakan suaminya. Kedatangan korban, kata Kapolresta, meminta tersangka mengantar ke tukang pijat Pak Man di Dusun Kwiyu, Desa Sriwedari, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
“Saat datang Korban marah-marah kepada Tersangka karena tidak bisa dihubungi lewat handphone. Tersangka pun menjelaskan alasan perihal handphone miliknya tidak bisa dihubungi,” kata Kapolesta.
Kapolresta menyebutkan, korban sambil marah-marah memaksa untuk diantar ke tukang pijat dan harus saat itu juga diantar. Bahkan korban mencaci perihal tersangka cacat pada telinga sebelah kiri dan juga dianggap tidak perhatian.
“Selama perjalanan itu, Korban terus mencaci maki, dan membanding-bandingkan Tersangka dengan mantan suami korban. Caci maki korban terus berlanjut berulang-ulang hingga menyulut emosi tersangka, dan akhirnya menghentikan sepeda motor dan melakukan tindak kekerasan terhadap korban,” imbuh Kombes Pol Mustofa.
Kapolresta menuturkan, tersangka mencekik dan mendorong korban hingga terjatuh dan terbentur jalan cor. kemudian tersangka membenturkan kepala belakang korban ke jalan cor sebanyak tiga kali hingga korban tidak sadarkan diri. Setelah itu tersangka memanggul korban, karena berat kemudian menyeret korban sejauh 20 meter.
“Akhirnya sampai di kolam bekas tempat merendam bambu, tersangka membenamkan tubuh korban sedalam 20-30 cm dan ditimbun dengan tanah. Kemudian tersangka pulang ke rumahnya di Karanganyar, Krasak,” ucap Kapolresta.
Kapolresta menjelaskan, kasus ini mulai terkuak ketika pada Senin (18/12/2023), anak kandung korban datang ke rumah tersangka dan menanyakan keberadaan ibunya. Namun dijawab oleh tersangka tidak tahu dan tidak pernah datang ke rumah tersangka.
“Bahkan saat keluarga korban datang sore menanyakan hal yang sama, tersangka tetap menjawab tidak tahu,” bebernya.
Kapolresta menerangkan, keluarga korban merasa curiga terhadap tersangka dan melapor ke Polsek Kajoran atas hilangnya korban. Kemudian petugas Polsek Kajoran dengan di-backup Satreskrim Polresta Magelang dan Polsek Salaman melakukan penyelidikan dan mengarah kepada tersangka S.
“Selanjutnya pada hari Jum’at (5/01/2024) dilakukan penangkapan terhadap tersangka S, dan dari hasil interogasi tersangka mengakui perbuatannya yang kemudian menunjukan lokasi jenazah korban. Setelah dilakukan olah TKP, dan setelah jasad korban ditemukan, kemudian dievakuasi dan dibawa ke RSUD Muntilan untuk dilakukan outopsi,” ucapnya.
“Terhadap tersangka S, disangkakan Pasal 338 KUHPidana dengan ancaman hukuman penjara paling lama lima belas tahun, atau mendasari Pasal 44 ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dengan ancaman hukuman paling lama lima belas tahun penjara dan denda 45 juta rupiah,” pungkasnya (ang/aha)