Rugi Ratusan Juta, Perumda Percetakan Kota Magelang Harus Lunasi Hutang

PERUMDA MERUGI : Bangunan kantor Perusahaan Daerah (Perumda) Vita Grafika (Vitagraff) Kota Magelang yang merugi dan menumpuk hutang (Dok Prokompim Kota Magelang)
MAGELANG – Perusahaan Daerah (Perumda) Vita Grafika (Vitagraff) Kota Magelang hingga saat ini masih memiliki hutang senilai ratusan juta. Bahkan dalam waktu lima bulan, hutang pun harus segera dilunasi.
Direktur Utama Perumda Vita Grafika Redy Setyawan Jum’at (11/09/2020) mengatakan Perumda Vita Graff mengalami kerugian sejak tahun 2018 sekitar Rp 215 juta.Dirinya pun mengaku memiliki tugas berat untuk melunasi hutang tersebut dengan tenggat waktu hingga akhir tahun 2020.
Meski demikian, Redy mengaku, optimistis bisa bangkit dengan membuat gebrakan memberlakukan program kerja yang profesional. Dirinya mengaku sejak 31 Juli 2020 mendapat amanah memimpin Perumda ini dengan memperbaiki permasalahan yang terjadi di Vitagraff. Motto nol persen salah dan terlambat merupakan motonya.
“Sekitar lima bulan ini saya harus melunasi hutang itu ke pemerintah. Berat memang, tapi saya optimis bisa. Tugas lain yang tak kalah berat mengembalikan kepercayaan pemerintah kepada Perumda ini,” katanya.
Redy mengakui, dengan adanya kepercayaan yang rendah ini, maka sering ada kesalahan dan keterlambatan yang terjadi. Imbasnya, kata Redy, sangat berpengaruh pada kepercayaan konsumen, sehingga pesanan pekerjaan kurang baik.
Ia pun menerapkan jam kerja laiknya perusahaan swasta yang profesional. Per 1 September, hari Sabtu tetap buka sama seperti hari Jumat, yakni jam 07.30 sampai 15.00 WIB.
“Jam kerja karyawan kita sesuaikan dengan aturan dari Disnaker, yakni per minggu 42 jam. Kemudian dengan motto nol persen salah dan terlambat, setidaknya selama satu bulan sejak saya menjabat tidak ada kesalahan dan keterlambatan itu,” tegasnya.
Redy menuturkan, pengoptimalan hari kerja ini, sebagai langkah dalam meningkatkan kinerja karyawan dan pelayanan kepada konsumen. Meskipun mayoritas pelanggannya sendiri datang dari institusi pemerintah, seperti dinas atau OPD, Redy menegaskan, pelayanan tetap menjadi yang utama.
Redy menyebutkan, pihaknya memiliki 20 orang karyawan dan mayoritas sudah berumur. Selain itu, kata Redy, infrastruktur mesin cetak juga rata-rata sudah berumur.
“Kami punya mesin 7 buah, tapi hanya satu mesin yang bisa dipakai. Kita maksimalkan SDM dan mesin yang ada untuk pelayanan terbaik,” bebernya.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito mengapresiasi pimpinan Vitagraff saat ini yang membuat terobosan baru dalam rangka mengembangkan usahanya. Ini tidak lain untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat secara luas.
Sigit berharap Kepala OPD dan seluruh unsur pimpinan di jajaran Pemkot Magelang termasuk jajaran BUMD, MKKS dan sekolah-sekolah untuk memanfaatkan Vitagraff, agar perusahaan ini bisa hidup dan sehat lagi.
“Saya apresiasi buka jam kerja Vitagraff lebih pagi sampai sore, dan sabtu juga tetap buka. Seluruh jajaran saya di Pemkot Magelang memanfaatkan Vitagraff, supaya perusahaan ini eksis lagi, sehat lagi,” tukasnya (coi/aha)