Puisi Sang Inspirasi untuk Kartini

Marcelliana Jufrinka Winardi, siswi kelas 12 MIPA di SMA Bentara Wacana Muntilan, Kab. Magelang, sedang membacakan puisi karyanya berjudul Sang Inspirasi untuk memperingati Hari Kartini yang jatuh pada 21 April 2021.
Sang Pembebas
Raden Ajeng Kartini
Satu nama yang begitu indah
Yang telah mengukir sejarah
Tuk keabadian Ibu Pertiwi
Raden Ajeng Kartini
Satu sosok yang tak menyerah
Untuk membebaskan kami
Kaum wanita dari nestapa
Raden Ajeng Kartini
Satu jiwa yang penuh semangat
Membebaskan para wanita
Dari belenggu kebodohan….
Ya begitulah sebagian lirik puisi berjudul ‘Sang Inspirasi’ yang merupakan karya dari Marcelliana Jufrinka Winardi, siswa kelas 12 MIPA di SMA Bentara Wacana Muntilan, Kab. Magelang yang ditampilkannya pada Selasa Legi (20/04/2021).
Iya, puisi itu bukan sekadar puisi. Puisi itu disajikan untuk memperingati Hari Kartini yang jatuh pada Rabu Pahing (21/04/2021).
Nana, panggilan akrab Marcelliana Jufrinka Winardi, mengatakan jika ada alasan tersendiri ia berpuisi.
“Walaupun masih di masa pandemi Covid-19, saya tetap merayakan Hari Kartini dengan cara saya sendiri, yaitu dengan membuat dan membacakannya. Bagaimanapun juga, Kartini telah mengangkat harkat martabat wanita seperti saya,” ungkapnya.
Nana juga menambahkan jika berkat perjuangan Kartini, ia sebagai wanita, mampu setara dengan laki-laki.
“Saya bisa sekolah seperti ini juga berkat perjuangan Kartini,” imbuhnya.
Kartini, melalui buku Habis Gelap Terbitlah Terang, adalah kumpulan surat yang ditulis olehnya. Setelah Kartini wafat, Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa.
Abendanon saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya “Dari Kegelapan Menuju Cahaya“.
Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Buku ini dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat Kartini. Oleh Armin Pane, judulnya disunting menjadi ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’.
Tulisan tersebut berhasil mengubah pola pikir masyarakat terutama kaum Belanda terhadap wanita pribumi.
Selain itu, tulisannya juga menjadi inspirasi bagi para tokoh Indonesia seperti W.R Soepratman. Pemikiran Kartini dalam memajukan bangsa Indonesia, membuat Soepratman berinisiatif menciptakan lagu “Ibu Kita Kartini” sebagai salah satu penghargan atas perjuangan yang telah beliau lakukan.
Meski tidak pernah mengangkat senjata dalam melawan Belanda, namun Kartini tetap menjadi sosok pahlawan bagi Indonesia. Melalui pemikirannya, beliau mampu mengangkat derajat wanita setara dengan kaum pria.

Satriyo Kuncoro, guru pembimbing seni di SMA Bentara Wacana Muntilan, Kab. Magelang.
Upaya Nana dalam memperingati Hari Kartini tidak lepas dari bimbingan guru seninya yakni Satriyo Kuncoro.
Satriyo berharap bahwa apa yang dilakukan oleh siswinya itu bisa menumbuhkan kesadaran tentang perjuangan sang Kartini.
“Perjuangan Kartini sangat berat di masa lalu, bukan hanya berhadapan dengan penjajah Belanda tapi juga berhadapan dengan tradisi di Jawa yang tidak memperbolehkan wanita untuk mengenyam pendidikan,” tutur Satriyo.
Bahkan menurutnya, perjuangan Kartini di masa lalu dengan ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’, mirip dengan kondisi di masa kini.
“Adanya pandemi Covid-19 ibaratnya adalah masa kegelapan. Sudah seharusnya semua pihak bergandeng tangan untuk menyikapinya agar dunia pendidikan kembali terang,” tegasnya.
Satriyo juga berharap, masa pandemi bukan menjadi kendala untuk memperingati Hari Kartini.
“Kartini adalah sosok pejuang yang menjadi inspirasi di masa kegelapan,” pungkasnya. (bgs)